Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hamas Ingin Mesir, Qatar, Turki dan Rusia Jamin Keamanan Palestina

Keamanan Palestina dari serangan Israel diharapkan didapatkan dari empat negara penjamin Mesir, Qatar dan Turki, serta Rusia
Hamas Ingin Mesir, Qatar, Turki dan Rusia Jamin Keamanan Palestina. REUTERS/Ronen Zvulun
Hamas Ingin Mesir, Qatar, Turki dan Rusia Jamin Keamanan Palestina. REUTERS/Ronen Zvulun

Bisnis.com, JAKARTA - Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan bahwa dia ingin melihat Mesir, Qatar, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Rusia, Turki menjadi penjamin keamanan bagi masyarakat di Jalur Gaza, Palestina. 

Dia mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) tentu juga akan bergabung di masa depan, tetapi Israel telah menentangnya. 

“Tuntutan kami dalam hal ini tetap berlaku. Kami ingin Mesir, Qatar, Turki, Rusia, PBB menjadi penjamin. Tentu saja, Amerika Serikat juga akan [dapat bergabung] di masa depan. Namun, Israel terus-menerus menentang hal ini. Permintaan negara penjamin kami selalu mengutamakannya," katanya, dilansir TASS, Minggu (21/4/2024). 

Ketika berbicara tentang situasi di Gaza saat ini, Haniyeh mencatat bahwa perlawanan masih kuat, dan Gaza tetap berdiri kokoh, masyarakat melakukan perlawanan, dan melakukan upaya untuk membela diri.

“Di setiap wilayah Gaza, masyarakat melakukan perlawanan. Tentara Israel telah meninggalkan banyak wilayah, dan ini memberi kami kekuatan,” ujarnya.

Haniyeh menekankan bahwa bagi Gaza, bantuan pertahanan Lebanon sangat berharga, dan tanpa Lebanon rakyat Palestina akan berjuang sendirian. Menurutnya, Iran juga telah membantu selama bertahun-tahun, dan itu bukan suatu rahasia. 

Pemimpin Hamas itu berbicara tentang alasan kegagalan negosiasi pertukaran sandera dan gencatan senjata, dan menyatakan bahwa Israel ingin menyandera semua orang dan melanjutkan operasi militer kembali di Palestina. 

“Mereka ingin melegalkan pendudukan yang dilakukan tentara Israel. Itu sebabnya, kita tidak mengibarkan bendera putih di Rafah. Dan sayangnya, AS menerima tanpa syarat apapun yang dikatakan Israel,” kata Haniyeh.

Dia mengingatkan bahwa wilayah Utara Jalur Gaza belum menerima bantuan kemanusiaan selama 5 bulan.

"Dalam hal ini, Hamas meminta pertama-tama untuk memberikan tekanan pada Israel agar sektor ini dapat menerima bantuan," ujarnya. 

Haniyeh memuji langkah Turki yang menerapkan embargo perdagangan terhadap Israel dan menyatakan harapan bahwa negara lain akan melakukan hal yang sama.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menerima pemimpin Hamas di Istanbul dan membahas situasi di Gaza, serta prospek penyelesaian konflik tersebut.

Haniyeh juga meminta masyarakat internasional mencegah Israel melakukan operasi militer di Kawasan Rafah di Selatan Jalur Gaza.

“Invasi [Israel] ke Rafah dapat menyebabkan pembantaian rakyat Palestina. Saya menyerukan kepada semua negara bersaudara, saudara-saudara kita di Mesir, Turki, Qatar sebagai mediator, serta negara-negara Eropa untuk mengambil tindakan guna mengekang agresi, mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Invasi Rafah dan penarikan total (tentara Israel) dari Jalur Gaza,” kata Haniyeh.

Dia mengatakan bahwa jika Israel tetap pergi ke Rafah, maka rakyat Palestina tidak akan mundur, para pejuang perlawanan di Rafah juga siap mempertahankan diri dan melawan serangan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper