Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Jajaki Kesepakatan Senjata Senilai US$1 Miliar dengan Israel

Amerika Serikat disebut tengah mempertimbangkan kesepakatan senjata baru senilai US$1 miliar dengan Israel di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Tentara Israel duduk di dalam kendaraan militer, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, dekat perbatasan dengan Gaza, di Israel selatan, 18 Desember 2023. REUTERS/Ronen Zvulun
Tentara Israel duduk di dalam kendaraan militer, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, dekat perbatasan dengan Gaza, di Israel selatan, 18 Desember 2023. REUTERS/Ronen Zvulun

Bisnis.com, JAKARTA — Amerika Serikat disebut tengah mempertimbangkan kesepakatan senjata baru senilai US$1 miliar (setara Rp16,25 triliun) dengan Israel di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.

Hal itu terungkap dari sebuah laporan pada Jumat (19/4/2024). Dilansir Antara, yang mengutip Anadolu, Sabtu (20/4/2024), laporan itu menyebutkan paket kesepakatan yang diusulkan pemerintah Biden itu bahkan menjadi yang terbesar untuk Israel sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2024.

Menurut Wall Street Journal, yang mengutip para pejabat AS, paket kesepakatan itu mencakup amunisi tank 120mm senilai US$700 juta, US$500 juta untuk kendaraan taktis dan kurang dari US$100 juta untuk peluru mortir 120 mm, 

Penjualan paket senjata tersebut memerlukan persetujuan Kongres AS yang bisa memakan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk diselesaikan. Paket itu menjadi tambahan kesepakatan bantuan militer dari yang sebelumnya telah masuk Kongres.

Namun, laporan tersebut belum dikonfirmasi oleh Departemen Luar Negeri AS kepada Anadolu.

Padahal, saat ini AS menghadapi serangkaian kritik karena memberikan bantuan militer kepada Israel yang dalam perang lebih banyak menyasar warga sipil dengan lebih dari 34.000 warga Palestina menjadi korban jiwa, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.

Adapun, laporan tersebut disiarkan di tengah ketegangan yang meningkat antara Iran dan Israel setelah Teheran meluncurkan pesawat nirawak dan menembakkan rudal sebagai balasan atas serangan Israel di gedung konsulat mereka di Suriah pada 1 April 2024, yang menewaskan tujuh anggota militer Iran, termasuk dua komandan tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper