Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

22 Unit Mesin Pompa Dikerahkan untuk Sedot Air Banjir di Demak

Pompa-pompa digunakan untuk menyedot air untuk mengurangi dampak banjir Demak, yang kini masih membuat 12.000 orang harus mengungsi
Warga merapikan barang-barang di dalam rumahnya yang terendam banjir. - ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Warga merapikan barang-barang di dalam rumahnya yang terendam banjir. - ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA — Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana menyebut bahwa 22 unit mesin pompa telah dikerahkan untuk menyedot genangan banjir di Kabupaten Demak, khususnya di Kecamatan Karanganyar.

Mesin pompa tersebut memiliki kapasitas cukup besar lantaran bisa menyedot genangan air banjir hingga 11.000 liter per detik. Selain menyurutkan air banjir yang menggenangi pemukiman, Nana menyebut, air yang menggenangi akses jalan di Jalur Pantura Demak—Kudus juga mulai surut.

Meskipun saat ini belum dibuka, Nana memastikan dalam waktu dekat mulai bisa diakses kendaraan dari arah Kudus maupun Demak. Terpenting saat ini, lanjut Nana, warga terdampak banjir yang mengungsi bisa segera pulang, sehingga bisa merayakan Lebaran di rumah.

"Pengungsi juga mulai berkurang dari sebelumnya mencapai 24.000 jiwa, kini menurun menjadi 12.000-an pengungsi," kata Nana saat mendampingi Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi pada acara penyerahan bantuan pangan untuk korban banjir di tempat pengungsian SD Negeri 3 Ngaluran Kecamatan Karanganyar Demak, dikutip dari Antara, Minggu (24/3/2024).

Berdasarakan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak per 24 Maret 2024 pukul 15.00 WIB, dari 92 tempat tersisa belasan tempat pengungsian yang sudah kosong dari para pengungsi di antaranya yakni Kecamatan Mijen, Karangtengah, Sayung, Karanganyar, Wonosalam, dan Gajah.

Tidak berhenti di sana, Nana mengatakan pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), serta TNI/Polri untuk membicarakan penguatan tanggul pekan depan. Hal tersebut untuk menghindari tanggul jebol yang mengakibatkan banjir di pemukiman warga seperti sekarang ini.

"BNPB maupun PUPR menyetujui. Mudah-mudahan banjir di Kabupaten Demak ini yang terakhir," kata Nana.

Di sisi lain, Komandan Posko Terpadu Penanganan Darurat Banjir Demak Letkol Kavaleri Maryoto mengatakan puluhan unit mesin pompa penyedot banjir itu sebagian juga ada yang ditempatkan di Sipon Gajah untuk membuang air banjir yang mengalir ke saluran irigasi.

"Warga juga menuntut secepatnya dilakukan penyedotan air, terutama genangan di Desa Wonoketingal dan Wonorejo," kata Maryoto.

Guna mempercepat surutnya genangan banjir, pihaknya juga melakukan penyekatan dan mapping pompa agar segera surut. Setelah titik genangan di lokasi tertentu surut, maka pindah ke genangan lain yang dimungkinkan masih ada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper