Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Eropa-AS Kutuk Kemenangan Telak Putin di Pilpres Rusia

Negara-negara Barat mengutuk kemenangan telak Vladimir Putin dalam pemilihan presiden Rusia karena dianggap tidak adil dan demokratis.
Presiden Vladimir Putin berbicara setelah tempat pemungutan suara ditutup di Moskow./Reuters
Presiden Vladimir Putin berbicara setelah tempat pemungutan suara ditutup di Moskow./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah negara-negara Barat mengutuk kemenangan telak Vladimir Putin dalam pemilihan presiden Rusia karena dianggap tidak adil dan demokratis.

Melansir Reuters, Selasa (19/3/2024), para Menteri Luar Negeri Uni Eropa secara bulat menolak hasil Pilpres Rusia tersebut sebagai sebuah kepalsuan. Para menteri juga menyetujui sanksi-sanksi terhadap individu-individu yang terkait dengan penganiayaan dan kematian kritius Rusia, Alexei Navalny.

"Pemilu Rusia adalah pemilu tanpa pilihan," kata Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock pada awal pertemuan.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Prancis Stephane Sejourne mengatakan Prancis menilai Pilpres Rusia sebagai ‘operasi pemilihan khusus.’ Istilah tersebut digunakan sebagai balasan atas dalih Rusia terhadap perang di Ukraina sebagai operasi militer khusus.

"Kondisi-kondisi untuk sebuah pemilihan yang bebas, pluralistik dan demokratis tidak terpenuhi," ungkap  Sehourne.

Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron mengatakan bahwa hasil pilpres tersebut menyoroti kedalaman penindasan yang ada di Rusia.

"Putin menyingkirkan lawan-lawan politiknya, mengontrol media, dan kemudian menobatkan dirinya sebagai pemenang. Ini bukanlah demokrasi," kata Cameron.

Prancis, Inggris, dan negara-negara lain mengutuk fakta bahwa Rusia juga menyelenggarakan pilpres di wilayah-wilayah yang diduduki di Ukraina yang diklaimnya sebagai wilayah yang dicaploknya selama perang.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan bahwa Pemilu Rusia tidak memiliki legitimasi.

"Jelas bagi semua orang di dunia bahwa sosok ini (Putin)... sangat haus kekuasaan dan melakukan segalanya untuk berkuasa selamanya," kata Zelenskiy.

Sementara itu, juru bicara Gedung Putih pada hari Minggu mengatakan bahwa pemilihan presiden Rusia "jelas tidak bebas dan tidak adil". Presiden AS Joe Biden belum berkomentar mengenai kemenangan Putin.

Rusia menepis kecaman tersebut dengan mengatakan bahwa 87% suara yang dimenangkan oleh Putin dalam Pemilu yang berlangsung selama tiga hari tersebut menunjukkan bahwa rakyat Rusia sedang melakukan konsolidasi di sekelilingnya.

Putin menanggapi kecaman negara barat tersebut dalam konferensi pers pascapemilu. Ia mengatakan telah memperkirakan negara-negara Barat akan menentang hasil Pemilu.

”Apakah Anda ingin mereka berdiri dan bertepuk tangan? Mereka memerangi kita. Dan dengan kekuatan senjata. Dan pada saat yang sama, mereka tidak akan bertepuk tangan untuk kekuatan itu,” jelasnya dalam kutipan konferensi pers yang diunggah di X (Twitter).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper