Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KPK Buka Penyelidikan Kasus Kebocoran 5,3 Juta Ton Nikel ke China

KPK membuka penyelidikan terhadap dugaan tindak pidana korupsi pada temuan mengalirnya 5,3 juta ton nikel Indonesia ke China.
Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur, Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri pada konferensi pers, Kamis (7/12/2023). JIBI/Bisnis-Dany Saputra.
Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur, Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri pada konferensi pers, Kamis (7/12/2023). JIBI/Bisnis-Dany Saputra.

Bisnis.com, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuka penyelidikan terhadap dugaan tindak pidana korupsi pada temuan mengalirnya 5,3 juta ton nikel Indonesia ke China.

Dalam catatan Bisnis, dugaan 'penggelapan' nikel RI ke China sekitar 2020-2023 itu merupakan temuan kajian Satgas Korsup V KPK. Padahal, bijih nikel atau ore nikel sebelumnya sudah dilarang untuk diekspor oleh pemerintah Indonesia sejak 2020.

"Iya. Tahapnya kan masih penyelidikan, tetapi informasi lebih lanjut belum dipaparkan," kata Wakil Ketua KPK Alexander Marwata kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK Jakarta, Rabu (6/3/2024).

Berdasarkan sumber informasi yang diterima Bisnis, setidaknya ada dua pejabat setingkat direktur pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang sudah dipanggil KPK terkait dengan penyelidikan tersebut.

Namun, saat dikonfirmasi lebih lanjut, Alex mengaku belum mengetahui pemanggilan itu.

"Kabarnya kan? Berarti sudah dengar kabarnya kan? Saya malah belum dengar kabarnya itu," ujar pimpinan KPK dua periode itu.

Di sisi lain, Ketua sementara KPK Nawawi Pomolango juga sudah mengonfirmasi kegiatan penyelidikan lembaga antirasuah mengenai temuan bocornya 5,3 juta ton ore nikel ke China itu.

Saat dikonfirmasi mengenai pemanggila dua pejabat Bea Cukai, Nawawi hanya menyebut bahwa kasus itu sudah naik ke tahap penyelidikan.

"Kalau ada yang dipanggil semacam itu ya kalau enggak di tahap penyelidikan ya di tahap penyidikan," ujarnya, Selasa (27/2/2024).

Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, bijih nikel Indonesia yang dikirim ke China itu 'menempel' pada pasir besi yang diekspor oleh sebuah perusahaan di Kalimantan Selatan. Perusahaan itu pernah disinggung Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, usai isu ekspor nikel ke China itu mencuat.

Adalah bill of lading (BL), atau surat tanda terima barang yang telah muat dalam kapal angkut, dari Bea Cukai China yang menguatkan indikasi adanya kebocoran atau penggelapan dalam eksportasi bijih nikel Indonesia.

Data Bea Cukai China mengungkap terdapat 83 kali pengiriman pasir besi ke China dari PT SILO di Indonesia. Dari 83 BL, pihak Bea Cukai China hanya memberikan akses kepada Bea Cukai Indonesia untuk 72 BL. Setelah ditelisik lebih dalam, ada sebanyak 62 BL yang menunjukkan kandungan nikel pada pasir besi yang diekspor dari Indonesia. Rata-rata kadar mineral nikel yang ada di pasir besi itu mencapai sekitar 0,9 persen.

Direktur Komunikasi dan Bimbingan Jasa Bea Cukai Kementerian Keuangan, Nirwala Dwi Heryanto, mengungkapkan bahwa pihaknya telah meminta klarifikasi langsung kepada Bea Cukai China.

"Jadi sejak tahun 2021, kami sudah melakukan konfirmasi ke GACC [Bea Cukai China]," ujar Nirwala.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Editor : Edi Suwiknyo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper