Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kapal Australia Hindari Laut Merah, Takut Serangan Houthi?

Kapal Australia yang membawa hewan ternak terpaksa berlayar menuju Israel, tanpa melalui Laut Merah.
Kapal kargo Galaxy Leader dikawal oleh kapal Houthi di Laut Merah dalam foto yang dirilis 20 November 2023. Media/Handout Militer Houthi via REUTERS GAMBAR INI TELAH DISEDIAKAN OLEH PIHAK KETIGA/File Foto
Kapal kargo Galaxy Leader dikawal oleh kapal Houthi di Laut Merah dalam foto yang dirilis 20 November 2023. Media/Handout Militer Houthi via REUTERS GAMBAR INI TELAH DISEDIAKAN OLEH PIHAK KETIGA/File Foto

Bisnis.com, JAKARTA - Kapal Australia yang membawa hewan ternak terpaksa berlayar menuju Israel, tanpa melalui Laut Merah untuk mengindari serangan Houthi, pada Minggu (3/3/2024). 

Pelayaran itu kembali dilakukan setelah pelayaran pertama kapal Australia ke Israel itu terhambat oleh ancaman serangan militan Houthi di Laut Merah.

Sekitar 14.500 hewan ternak dari Australia berlayar meninggalkan pelabuhan Fremantle di Perth pada 5 Januari lalu, namun di tengah perjalanan menuju Timur Tengah, kapal itu diperintahkan pulang oleh pemerintah Australia.

Melansir Reuters, kembalinya kapal tersebut imbas adanya serangan Houthi di Laut Merah terhadap semua kapal yang menuju ke Israel, sebagai bentuk dukungan untuk Palestina. 

Kekacauan di Laut Merah, memaksa kapal pengirim barang untuk mengubah rute ke perjalanan yang lebih lama dan lebih mahal, yaitu melalui Afrika bagian Selatan.

Adapun ternak tersebut mengalami ketidakpastian di atas kapal selama beberapa pekan, dan sejak diturunkan pada pertengahan Februari lalu di fasilitas penahanan di darat, yang menurut undang-undang biosekuriti Australia mengharuskan untuk dikarantina.

Aktivis dan beberapa politisi mencap perlakuan terhadap hewan tersebut sebagai penyiksaan dan menuntut diakhirinya perdagangan domba hidup, namun pemerintah dan industri Australia mengatakan hewan tersebut berada dalam kondisi dan kesehatan yang baik.

Kementerian Pertanian Australia mengatakan bahwa 4 ekor sapi dan 64 domba telah mati di kapal Bahijah sejak kapal tersebut berlayar pada 5 Januari lalu. Namun jumlah tersebut berada di bawah tingkat kematian yang dilaporkan.

Kepala peternakan di kelompok peternakan WAFarmers, Geoff Pearson menyatakan bahwa ternak tersebut kembali dimuat ke kapal yang sama dengan kapal yang pertama kali berlayar, yakni MV Bahijah, pada akhir pekan dan telah meninggalkan Fremantle pada Minggu (3/3/2024). 

Dia mengatakan sekitar 14.000 domba dan 500 sapi berada di kapal tersebut dan sisanya akan diekspor dengan kapal lain dalam beberapa pekan mendatang.

Kementerian Pertanian Australia mengatakan pihaknya telah menyetujui pengiriman tersebut. Pihak industri menyatakan bahwa rute dari Australia mengelilingi Afrika menuju Israel memakan waktu sekitar 33 hari.

“Eksportir bermaksud mengangkut ternaknya ke Israel tanpa melewati Laut Merah,” kata pihak kementerian dalam sebuah pernyataan.

Adapun hingga kini pihak eksportir Bassem Dabbah belum dapat dihubungi, dan Manajer kapal Korkyra Shipping, belum menanggapi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper