Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terbongkar, Alasan Luhut Ingin Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan berharap paslon 2 Prabowo-Gibran menang Pemilu 2024 dalam satu putaran.
Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto menyampaikan pandangannya saat Debat Kelima Pilpres 2024 di Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu (4/2/2024). Debat tersebut bertemakan kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto menyampaikan pandangannya saat Debat Kelima Pilpres 2024 di Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu (4/2/2024). Debat tersebut bertemakan kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan berharap paslon 2 Prabowo-Gibran menang Pemilu 2024 dalam satu putaran.

Luhut berharap demikian bukan tanpa alasan. Sebab menurutnya, presiden baru Indonesia haruslah mereka yang bisa meneruskan program-program yang telah disusun Jokowi.

Hal tersebut disampaikan oleh Luhut Binsar Pandjaitan dalam bincang-bincangnya bersama Rosi yang ditayangkan di YouTube.

"Seperti yang saya katakan tadi, saya kan bagian dari Pak Jokowi. Saya juga bagian dari program-program Pak Jokowi. Saya nggak mau program ini, tidak jalan ke depan," katanya.

"Dan saya tahu kalau program tersebut bisa tidak jalan kalau dilakukan oleh presiden yang tidak sepaham dengan kita, ya kasihan negeri ini," ia menambahkan.

Bagi Luhut, di antara Capres yang lain, Prabowo adalah yang paling layak memimpin Indonesia dan bisa meneruskan program-program Jokowi.

Ketika berbicara tentang peluang menang satu putaran, Luhut begitu optimistis. Apalagi, timnya memiliki teknologi yang bisa membaca quick count secara cukup akurat.

Teknologi ini sudah dikembangkan sejak tahun 2014 di mana ada 150 juta data yang diambil dari berbagai bentuk percakapan.

Data-data tersebut kemudian diolah dan akan menjadi hasil quick count. Luhut juga berkata bahwa hasil quick count teknologi Prabowo-Gibran hanya akan berbeda tipis dari hasil quick count lembaga-lembaga survey resmi.

"Gak ada yang genting, karena hasil dari big data kami, sebelum saya bincang dengen Rosi baru di brief, kami punya big data ini kan gran 150 juta suara dan percakapan yang kita bikin dari tahun 2014. Itu sangat akurat, bedanya nanti dengan quick count mungkin less thn 1%," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper