Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Film Dirty Vote Ungkap Skandal di Balik Wacana Pemilu 1 Putaran

Ahli Hukum Tata Negara Zainal Arifin Mochtar di dalam film dokumenter Dirty Vote mengungkap berbagai bentuk skandal dalam pemilihan umum (Pemilu).
Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto memberikan orasi saat kampanye akbar Pasangan Capres 2024 Prabowo-Gibran di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (10/2/2024). JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto memberikan orasi saat kampanye akbar Pasangan Capres 2024 Prabowo-Gibran di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (10/2/2024). JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Ahli Hukum Tata Negara Zainal Arifin Mochtar di dalam film dokumenter Dirty Vote mengungkap berbagai bentuk skandal dalam pemilihan umum (Pemilu). 

Pengajar hukum di Universitas Gadjah Mada (UGM) itu menyoroti pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 yang terus memimpin dalam berbagai lembaga survei.

Tren survei yang belakangan ini tembus di atas 50% memicu optimisme dari kubu Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka untuk melewati Pemilihan Presiden alias Pilpres 2024 satu putaran. 

Adapun Zainal mengungkapkan bahwa wacana pemilu 1 putaran terus bergulir karena jika pemilu berlangsung 2 putaran, hal itu tidak akan menguntungkan kubu 02 karena berpotensi kalah.

"Kembali pertanyaannya soal mengapa satu putaran? dua putaran itu membuat risiko kekalahan bagi orang yang sedang memimpin itu menjadi besar," katanya, di film tersebut. 

Dia menjelaskan bahwa sebenarnya secara ilmu politik dan hukum tata negara bahwa pertarungan Pemilu itu seringkali melahirkan dikotomi (membagi dua kelompok). 

"Dikotomi antara status quo dan perubahan, antara orang yang jualannya adalah melanjutkan yang terdahulu, dengan orang yang jualannya adalah ingin melakukan perubahan atau perbaikan secara mendasar," ujarnya. 

Kemudian, dia menegaskan bahwa dikotomi ini bukan khas Indonesia, tetapi bisa terjadi di berbagai belahan negara di dunia. 

Bahkan, dia mengungkap bahwa dalam tingkat yang lebih lokal pernah terjadi dikotomi, dalam konteks Pilkada DKI Jakarta.

"Kalau Anda lihat Pilkada DKI Jakarta, menurut data survei secara konstan sebenarnya pasangan Ahok dan Djarot yang kita ketahui didukung juga oleh Presiden Jokowi senantiasa secara konstan memenangkan posisi paling atas dari semua survei," ucapnya. 

Dia menjelaskan bahwa jika dilihat dari hasil putaran pertama, memang Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) dan Djarot memenangkan paling atas, diikuti oleh Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, serta kemudian Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Silviana. 

"Tetapi yang terjadi adalah putaran kedua keadaan tersebut berbalik, mengapa berbalik? karena bersatunya kekuatan pengkritik atau bersatunya kekuatan yang melawan orang yang paling teratas itu Anies dan AHY, seakan-akan memiliki angka penjumlahan antara jumlah suara Anies dan AHY pada saat itu," ujarnya. 

Menurutnya, itu sebabnya kemudian pasangan yang didukung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat itu, yaitu Ahok dan Djarot harus kalah. 

Sementara itu, dia mengatakan bahwa ada lagi yang harus diingat bahwa munculnya gerakan yang namanya "gerakan empat jari".

"Gerakan 4 jari itu seakan-akan menjadi tawaran seakan-akan menjadi simbol bahwa ke depan dalam Pilpres kali ini adalah penggabungan kekuatan 01 dan 03 melalui gerakan empat jari atau gerakan 04," ujarnya. 

Seperti diketahui, bahwa paslon nomor urut 2, Prabowo-Gibran mengklaim selalu mendapatkan lebih dari 50% dalam survei, dan meyakini akan satu putaran Pemilu. 

Sementara, muncul gerakan empat jari, yang diduga paslon nomor urut 01 dan 03 akan bergabung dan berkoalisi melawan 02 di putaran kedua. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper