Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anies: Bansos Bukan untuk yang Memberi tapi yang Diberi

Anies Baswedan menyoroti penyaluran bantuan sosial atau bansos yang semestinya diberikan sesuai dengan kebutuhan masyakarat.
Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan memberikan paparan visi dan misi saat debat capres kelima di Jakarta, Minggu (4/2/2024). Bisnis/Abdurachman
Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan memberikan paparan visi dan misi saat debat capres kelima di Jakarta, Minggu (4/2/2024). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA -- Calon Presiden (Capres) nomor urut 01, Anies Baswedan menyoroti penyaluran bantuan sosial atau bansos yang semestinya diberikan sesuai dengan kebutuhan masyakarat.

Hal ini ditekankan Anies sebagai salah satu langkah perubahan yang akan dilakukannya. Menurut Anies, ada banyak masyarakat yang merindukan perubahan dalam hal kesejahteraan dan keadilan sosial rakyat.

"Bila membutuhkan diberikan bansos sesuai kebutuhannya, bansos plus, bukan memberikan bansos untuk kepentingan yang memberi tapi untuk kepentingan yang diberi," kata Anies dalam Debat Capres Kelima, Minggu (4/2/2024).

Pernyataan Anies pun seakan menyentul kondisi belakangan ini di mana pemerintahan Presiden Joko Widodo Tengah getol melancarkan bansos dengan anggaran jumbo kepada masyarakat.

Di sisi lain, Anies juga menyoroti pelayanan kesehatan dan pertolongan cepat untuk masyarakat yang perlu ditingkat. Begitupun, akses untu tumbuh cerdas dengan biaya terjangkau dan keluarga sejahtera karena upahnya layak.

"Persoalan terbesar bangsa kita, republika kita hari ini adalah ketimpangan ketidaksetaraan, ketidakadilan," ujar Anies.

Dalam hal perekonomian, menurut Anies, hanya segelintir orang yang menguasai sebagian besar perekonomian nasional saat ini. Padahal, pendiri bangsa Indonesia yaknin 60 orang anggota BPUPKI merupakan kamu terdidik dengan privilege.

Kendati demikian, para pendiri bangsa fokus mendirikan republika untuk seluruh golongan, bukan untuk membangun kekuasaan segelintir orang saja.

"Ini semua adalah ketimpangan yang hari ini menjadi fenomena membahayakan bagi republik ini," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper