Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Riuh Respons Menteri Kabinet Jokowi Bantah Klaim Tom Lembong

Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyusul aksi Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam merespons pernyataan Tom Lembong.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam kunjungan kerja di Provinsi Sumatra Utara, Rabu 2 Februari 2022 - Instagram
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam kunjungan kerja di Provinsi Sumatra Utara, Rabu 2 Februari 2022 - Instagram

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah menteri dalam Kabinet Indonesia Maju yang dipimpin Presiden Joko Widodo angkat bicara terkait sejumlah pernyataan yang dilontarkan co-captain Timnas Pemenangan Anies-Muhaimin (AMIN) Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong.

Teranyar, Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyanggah sejumlah klaim yang diajukan oleh eks Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tersebut.

Pertama, Luhut merespons komentar Tom Lembong ihwal harga nikel yang anjlok. Menurut Luhut, Tom Lembong harus melihat data harga komoditas secara historis, misalnya dalam satu dekade terakhir. 

Pasalnya, harga komoditas nikel dan logam dan mineral lainnya seperti timah, emas dan juga batu bara berfluktuasi dari tahun ke tahun.

“Jadi, saya tidak mengerti, bagaimana Tom Lembong, memberikan statement seperti ini. Bagaimana bisa Anda memberikan advice bohong kepada calon pemimpin yang Anda dukung. Saya sedih melihat Anda di situ. Artinya intelektualitas Anda itu saya jadi ragukan. Oke, mungkin Anda betul seorang intelektual, tapi karakter Anda itu menurut saya tidak bagus,” ungkapnya dalam video yang diunggah ke akun Instagram pribadinya, Rabu (24/1/2024) malam. 

Kedua, Luhut menyayangkan sikap Tom Lembong yang disebutnya ‘menjelek-jelekkan pemerintahan RI’ saat berkunjung ke Washington DC baru-baru ini. Hal itu, jelas Luhut, menjadi unek-unek yang diungkapkan salah seorang cucunya yang kebetulan tengah mengenyam pendidikan tinggi Georgetown University, di Washington DC. 

"Bagaimana Opung, ada seorang mantan menteri, yang bicara menjelek-jelekkan pemerintahannya sendiri di mana pada waktu yang lalu, dia bekerja di situ? What kind of personality is this, Opung?” demikian Luhut mengungkapkan curahan hati sang cucu.

Ketiga, terkait hilirisasi nikel yang disorot Tom Lembong bersama dengan calon wakil presiden nomor urut 01 Muhaimin Iskandar. Luhut menilai harga nikel yang terlalu tinggi itu justru sangat berbahaya.

Dalam hal ini, jelasnya, Indonesia harus belajar dari kasus kobalt yang harganya melesat tinggi tiga tahun lalu. Alhasil, kata Luhut, orang akhirnya mencari bentuk baterai lain. 

“Itu salah satu pemicu lahirnya lithium ferro phosphate atau LFP itu. Jadi ini kalau kita juga membikin harga itu ketinggian, orang akan cari alternatif lain. Teknologi berkembang sangat cepat. Oleh karena itu, kita mencari keseimbangan benar,” tegasnya. 

Dia menilai salah satu keunggulan lithium battery saat ini adalah bisa didaur ulang atau recycling. Di sisi lain, LFP hingga saat ini belum bisa didaur ulang hingga hari ini. 

“Nah, kita bersyukur LFP juga kita kembangkan dengan Tiongkok, tadi lithium baterai juga kita kembangkan dengan Tiongkok maupun dengan lain-lain.”

Oleh karena itu, Luhut berpesan kepada Tom Lembong agar tidak menyudutkan pemerintahan terkait hilirisasi, terutama ketika bertandang ke negeri orang. Pasalnya, dia mengklaim penghiliran mineral yang dilakukan Indonesia terbukti telah mengungkit ekonomi nasional.

“Ini saya titip kepada Tom, Anda walaupun sudah tidak di government lagi, jangan menceritakan yang tidak baik padahal sebenarnya tidak sepenuhnya benar, di luar... Pernah kita inflasi di bawah 3%? Kan baru sekarang. Pernah 44 bulan kita surplus ekspor? Kan baru sekarang.  Apa itu? ya hilirisasi. Kita bisa maintain growth masih 5% di tengah-tengah keadaan ekonomi dunia begini,” jelanya.

Keempat, Luhut juga angkat bicara terkait klaim Tom Lembong bahwa dulu sering memberikan catatan atau contekan (note) kepada Presiden Joko Widodo. Luhut menegaskan bahwa hampir seluruh jajaran di kabinet melakukan hal yang sama. 

Bahkan, jelas dia, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjadi menteri yang paling sering memberikan catatan kepada presiden, khususnya dalam setiap pertemuan bilateral.

“Anda [Tom Lembong] jangan geer [gede rasa/terlalu percaya diri] juga. Bilang kasih note kepada ayahnya mas Gibran. Emang hanya Tom Lembong saja? Yang paling banyak kasih note kepada presiden itu adalah Menlu, Ibu Retno. Karena setiap bilateral beliau yang berikan itu,” ungkapnya.

Di samping itu, kata Luhut, tidak hanya Presiden Jokowi yang menerima catatan dari menterinya. Semua kepala negara, jelasnya, mendapatkan catatan dari para menteri yang duduk di belakangnnya dalam setiap pertemuan bilateral.

“Apakah karena hebat Anda melakukan itu? Tidak. Itu tugas Anda sebagai pembantu presiden, sebagai menteri perdagangan pada saat itu, sebagai kepala BKPM.” 

Luhut lebih lanjut menyinggung capaian Tom Lembong selama berada dalam kabinet yang dipimpin Presiden Jokowi. Apalagi, Luhut mengatakan bahwa Tom Lembong keluar dari kabinet dengan meninggalkan pekerjaan rumah, yang program Online Single Submission (OSS).

Program OSS ini, tegas Luhut, baru rampung setelah Tom Lembong tidak lagi menjabat sebagai Kepala BKPM.

“Coba tanya dirimu, Waktu Anda di BKPM, apa yang Anda lakukan coba? Anda kan yang ditugaskan untuk OSS? Saya ingat betul itu, bagaimana Anda curhat ke saya. Tapi itu kan sampai Anda meninggalkan kabinet tidak pernah selesai. Sekarang kami yang menyelesaikan itu,” jelas luhut.

Sebagai informasi, Tom Lembong menjabat sebagai Kepala BKPM pada periode pertama Presiden Jokowi. Dia mengisi posisi itu pada 2016—2019.  

Sebelum menjadi Kepala BKPM, Tom Lembong adalah Menteri Perdagangan Indonesia. Tom Diangkat menjadi Menteri Perdagangan pada 2015—2016, menggantikan posisi Rachmad Gobel. 

Selain itu, sosok lulusan Harvard itu juga pernah duduk sebagai komisaris dari beberapa emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI). Posisi komisaris tersebut dijabat Tom pada PT Graha Layar Prima Tbk. (BLTZ) yang dulunya merupakan pengelola jaringan bioskop Blitz Megaplex pada 2012—2014, serta Komisaris Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. (PJAA) pada 2021—2023.

Untuk posisi terakhir ini, Tom Lembong diangkat oleh Gubernur DKI Jakarta yang kala itu dijabat oleh Anies Baswedan. Tom Lembong resmi menjabat sebagai Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen PJAA dan diumumkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) secara virtual pada Senin (30/8/2021).

RESPONS BAHLIL

Sebelum Luhut angkat bicara, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia telah bersuara atas sederet pernyataan Tom Lembong. Bahlil bahkan mengklaim telah menyelesaikan sejumlah pekerjaan rumah yang ditinggalkan Tom Lembong saat meninggalkan posisi Kepala BKPM.

Pertama, Bahlil Lahadalia mengaku mengambil alih sistem OSS dari kepemimpinan sebelumnya, dan dikelola oleh BKPM.

Bahlil menyatakan bahwa Kepala BKPM terdahulu menolak OSS ada di BKPM. Alhasil, jelasnya, OSS baru rampung di bawah kepemimpinannya. 

"Nah, pada 2018–2019, ini adalah tahun yang sangat polemik karena pemimpin BKPM terdahulu menolak OSS ada di BKPM, makannya sempat di Kemenko [Perekonomian]. Waktu itu trouble, dan banyak pengusaha yang mengeluh terhadap hal ini," katanya, usai konferensi pers di Kantor Kementerian Investasi, Rabu (24/1/2024).

Bahlil menjelaskan sejak memimpin BKPM pada 2019, Nomor Induk Berusaha (NIB) yang diproses dari OSS mencapai 1.927 izin per hari, dan terus mengalami peningkatan pada tahun 2020 menjadi 4.143 izin per hari, tahun 2021 terdapat 5.932 izin yang terbit. 

Selanjutnya, tahun 2022 sebanyak 6.785 izin yang terbit, dan yang tertinggi pada tahun 2023 berhasil mengeluarkan 11.096 izin per hari.

"Alhamdulillah sekarang OSS sudah bisa mengeluarkan NIB per hari 11.096 dan untuk 2023 kita mampu mencetak 4.061.883 NIB," lanjutnya.

Kedua, Bahlil mengeklaim pihaknya berhasil merampungkan investasi mangkrak yang diwariskan era kepemimpinan Tom Lembong di BKPM. Bahlil mengatakan, investasi mangkrak yang berhasil diselesaikan adalah sebesar Rp558,7 triliun atau mencapai 78,9% dari total proyek mangkrak yang diwariskan sebesar Rp708 triliun.

“Saya diwariskan oleh pemimpin terdahulu saya dengan investasi mangkrak Rp708 triliun. Alhamdulillah, dalam kurun waktu tidak lebih dari 3 tahun investasi mangkrak tersebut mampu kami eksekusi Rp558,7 triliun atau 78,9%,” katanya dalam konferensi pers, Rabu (24/1/2024).

Bahlil menjelaskan, sisa dari investasi mangkrak tersebut mengalami kendala dalam proses perampungannya dikarenakan kondisi pandemi Covid-19. “Bukan tidak bisa kita eksekusi, tapi perusahaan-perusahaan itu mengalami masalah internal karena permasalahan pandemi Covid-19 dan lainnya,” jelas Bahlil. 

Dia mencontohkan, salah satu proyek mangkrak yang berhasil diselesaikan, yaitu Lotte Chemical di Cilegon dengan nilai investasi sebesar Rp59,4 triliun. Progres penyelesaian proyek yang disebut mangkrak sejak 2016 ini pun telah mencapai 80% dan ditargetkan bisa beroperasi pada Maret 2025.

Dua proyek mangkrak lain yang dicontohkan Bahlil adalah proyek PLTS Terapung Cirata, terbesar di Asia Tenggara, dan proyek pabrik semen di Kalimantan Timur. “Investasi di Cirata, Masdar, PLTS terbesar di Asia Tenggara, itu juga mangkrak 5 tahun, sekarang sudah terselesaikan,” kata Bahlil.

Ketiga, Bahlil menanggapi kritik Tom Lembong bahwa pemerintah tak dapat memberikan kepastian akan imbal hasil investasi di Ibu Kota Nusantara (IKN)

Bahlil secara tegas menampik pernyataan Tom Lembong itu. "Jadi sampaikan pada sahabat saya [Tom Lembong], kalau berbicara itu kadang-kadang [harus] mikir dulu, jangan bicara dulu baru mikir, nanti klasifikasinya lebih banyak," ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, dia juga memastikan imbal hasil investasi di IKN akan menjanjikan bagi investor. Bahlil menegaskan, nilai valuasi perusahaan yang menanamkan modalnya di IKN akan terakselerasi seiring dengan masifnya pembangunan di ibu kota baru tersebut.

"Ini [IKN] investasi yang bagus ya, ke depan pasti nilai valuasi [perusahaan] investor akan naik karena sekarang harga tanahnya masih sangat terjangkau," ucap Bahlil. 

Terlebih, tambah Bahlil, pembangunan IKN dipastikan masih akan terus berlanjut hingga 20 tahun mendatang.  "Berikut ini [IKN] investasi masa depan, kenapa? Ini konsep kota hijau yang pertama kita bangun karena 70%-75% itu statusnya hutan masih kita jaga, 25% saja yang dijadikan sebagai bangunan jalan fasilitas umum itu. Jadi memang konsepnya itu lingkungan green," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper