Singgung Impor Alutsista Bekas, Ganjar: No Utang No Usang!

Ganjar Pranowo, menyinggung kebijakan pembelian Alat Utama Sistem Senjata (alutsista) bekas yang dilakukan Kementerian Pertahanan
Foto: Ganjar Pranowo membahas terkait anggaran Alutsista
Foto: Ganjar Pranowo membahas terkait anggaran Alutsista

Bisnis.com, JAKARTA - Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, menyinggung kebijakan pembelian Alat Utama Sistem Senjata (alutsista) bekas yang dilakukan Kementerian Pertahanan di bawah Prabowo Subianto. Hal itu diungkapkan Ganjar pada momen Debat Capres-Cawapres Ketiga pada Minggu (7/1/2023).

Ganjar mengungkapkan kebijakan impor alutsista bekas mempunyai risiko besar bagi sistem pertahanan dan keamanan nasional. Terlebih lagi, pembelian alutsista itu menumpuk utang luar negeri yang signifikan.

Ganjar yang berpasangan dengan Mahfud MD menilai sejauh ini penggunaan utang luar negeri tidak berjuntrungan, malah menghasilkan impor alutsista bekas dengan anggaran jumbo. 

“Persoalannya, dalam Renstra untuk Essential Minimum Force pada 2024, kita juga masih sangat jauh,” ungkapnya.

Mengacu dari kenyataan itu, Ganjar menegaskan strategi kebijakan ke depan bakal berubah haluan. Untuk memperkuat pertahanan dan keamanan, dia memastikan berlandaskan pada perencanaan yang matang dan ajeg.

Salah satu upaya itu adalah dengan memperkuat industri pertahanan dalam negeri. “Tank bakal diproduksi Pindad, [Kapal] Freegat oleh PAL, sedangkan sistem Siber ada LEN,” simpul Ganjar. 

Atas dasar itu, dia optimistis bisa memberikan penguatan terhadap sistem pertahanan dan keamanan. 

“Alhasil, kita bisa bangun dengan No Utang No Usang,” katanya.

Lebih jauh, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang bakal mencapai 7%, Ganjar memastikan alokasi anggaran pertahanan bakal dikerek hingga 1%-2%. Selain itu, dirinya akan mengubah pola perencanaan pengadaan alutsista, hingga proses pengadaan yang memprioritaskan industri pertahanan dalam negeri.

“Kalau selama ini yang didatangkan alutsista bekas impor, itupun tidak disusun dari bottom up, melainkan top down. Sehingga banyak alutsista pun tidak sesuai kebutuhan matra,” jelas Ganjar.

Hal ini meningkatkan risiko bagi pertahanan dan keamanan nasional. “Bagaimana nanti ada pilot terbaik kita, jadi korban karena alutsista bekas. Tidak hanya itu, tiap matra juga kebingungan dengan alutsista yang diimpor, karena tidak sesuai kebutuhan,” tambahnya lagi.

Di sisi lain, Ganjar menyebut bakal memprioritaskan pertahanan dan keamanan pada matra Laut dan Udara. 

“Dari perencanaan jangan gegabah, kami bakal memajukan Garda Samudera. Laut dan Udara bakal kita perkuat, prioritasnya di sana, tetapi tetap proporsional,” simpulnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper