Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jurnalis Al Jazeera Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza

Juru kamera Al Jazeera Samer Abudaqa tewas akibat serangan Israel di Khan Younis, Gaza, Jumat (15/12/2023).
Warga Palestina membersihkan puing-puing dari bagian atas mobil yang rusak di lokasi serangan Israel terhadap sebuah rumah, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 8 Desember 2023. REUTERS/Bassam Masoud
Warga Palestina membersihkan puing-puing dari bagian atas mobil yang rusak di lokasi serangan Israel terhadap sebuah rumah, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 8 Desember 2023. REUTERS/Bassam Masoud

Bisnis.com, JAKARTA – Seorang jurnalis Al Jazeera tewas dan rekannya terluka dalam serangan Israel di Khan Younis, Gaza, Jumat (15/12/2023).

Melansir Al Jazeera, Sabtu (16/12/2023), Juru kamera Samer Abudaqa dan koresponden Wael Dahdouh sedang melakukan peliputan di sekolah Farhana di Khan Younis ketika mereka terkena serangan Israel.

Tim penyelamat tidak dapat segera mencapai Abudaqa dan yang lainnya di lokasi tersebut karena pengeboman Israel.

"Tim penyelamat baru saja berhasil mengambil jenazah juru kamera Samer Abudaqa," ujar juru bicara Al Jazeera Arab.

Dahdouh terkena pecahan peluru di lengan atasnya dan berhasil mencapai rumah sakit Nasser dan segera mendapat perawatan. Para saksi mata mengatakan sebelumnya terjadi penembakan berat di daerah sekitar sekolah.

Dahdouh mengatakan bahwa kru jaringan tersebut sedang menemani tim penyelamat pertahanan sipil dalam sebuah misi untuk mengevakuasi sebuah keluarga setelah rumah mereka dibom.

"Kami mengabadikan kehancuran yang dahsyat dan menjangkau tempat-tempat yang belum pernah dijangkau oleh lensa kamera manapun sejak operasi darat Israel dimulai," kata Dahdouh di rumah sakit.

Ketika para jurnalis Al Jazeera kembali dengan berjalan kaki karena daerah itu tidak dapat diakses dengan mobil, Dahdouh mengatakan ada ledakan besar terjadi yang membuatnya tersungkur ke tanah.

Setelah ledakan, Dahdouh mengatakan dia menekan lukanya dan berjalan keluar dari daerah itu untuk mendapatkan bantuan, tetapi ketika dia mencapai ambulans, petugas medis mengatakan mereka tidak dapat kembali ke lokasi serangan karena terlalu berbahaya.

”Upaya lanjutan untuk mengkoordinasikan jalur yang aman untuk mengirim tim penyelamat ke Abudaqa tertunda,” kata Dahdouh, seraya menambahkan bahwa satu ambulans yang berusaha mencapai juru kamera ditembaki.

Banyak warga Palestina dari bagian tengah dan utara Gaza telah mencari perlindungan di Khan Younis sejak perang dimulai pada bulan Oktober. Banyak dari mereka yang kini terdesak lebih jauh ke selatan menuju kota Rafah di bagian paling selatan Jalur Gaza setelah Israel mengintensifkan operasi militernya di Khan Younis.

Serangan tersebut terjadi di tengah bentrokan sengit antara pejuang Palestina dan tentara Israel di berbagai lokasi di Gaza.

Seperti dilansir Reuters, warga melaporkan pertempuran terjadi di Shujayea, Sheikh Radwan, Zeitoun, Tuffah, dan Beit Hanoon di Gaza utara, sebelah timur Maghazi di Gaza tengah, serta di pusat dan pinggiran utara Khan Younis.

Jaringan Media Al Jazeera mengutuk serangan tersebut dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Abudaqa di Gaza dan Belgia.

"Jaringan meminta pertanggungjawaban Israel yang secara sistematis menargetkan dan membunuh jurnalis Al Jazeera dan keluarga mereka," demikian pernyataan resmi Al Jazeera.

Media melanjutkan pesawat tak berawak Israel menembakkan rudal ke sebuah sekolah tempat warga sipil berlindung, yang mengakibatkan jatuhnya korban tanpa pandang bulu.

"Setelah Samer terluka, ia dibiarkan kehabisan darah selama lebih dari 5 jam hingga tewas, karena pasukan Israel mencegah ambulans dan petugas penyelamat untuk menjangkaunya, sehingga ia tidak bisa mendapatkan perawatan darurat yang sangat dibutuhkan," tambah pernyataan tersebut.

Pada akhir Oktober, Wael Dahdouh kehilangan empat anggota keluarganya dalam serangan udara Israel.

Keluarganya sedang mencari perlindungan di kamp Nuseirat di pusat kota Gaza ketika rumah mereka dibom oleh pasukan Israel, yang menewaskan istrinya, Um Hamza, putranya yang berusia 15 tahun, Mahmoud, putrinya yang berusia tujuh tahun, Syam, dan cucunya, Adam, yang meninggal di rumah sakit beberapa jam kemudian.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper