Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Netanyahu Janji Serang Gaza setelah Gencatan Senjata, Menlu Retno Desak DK PBB Lakukan 3 Hal Ini

Menlu RI Retno Marsudi mendesak DK PBB untuk bertindak mencegah kekerasan kembali terjadi di Gaza.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mendesak Dewan Keamanan (DK) PBB untuk melakukan tiga hal agar Israel tidak lagi menyerang Gaza, Palestina pasca-gencajatan senjata./Istimewa
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mendesak Dewan Keamanan (DK) PBB untuk melakukan tiga hal agar Israel tidak lagi menyerang Gaza, Palestina pasca-gencajatan senjata./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengutip pernyataan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu yang akan kembali menyerang Gaza setelah waktu gencatan senjata berakhir. 

Retno mengatakan tidak bisa memahami pernyataan semacam itu, dan tidak bisa memahami jika Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) membiarkan ancaman itu terjadi. 

"Saya kutip pernyataan PM Netanyahu yang mengatakan bahwa operasi militer akan dilakukan kembali dengan kekuatan penuh pada saat truce selesai. Saya sampaikan saya tidak dapat memahami pernyataan semacam ini. Saya juga tidak bisa memahami jika DK PBB membiarkan ancaman terhadap kemanusiaan ini pada akhirnya menjadi kenyataan" katanya, dalam keterangan resmi, Kamis (30/11/2023). 

Dia menekankan kepada DK PBB bahwa lembaganya harus dapat mencegah agar kekerasan tidak terulang kembali di Gaza. Lebih lanjut, Menlu RI mendesak DK PBB untuk melakukan tiga aksi baru yang diperlukan untuk rakyat Palestina di Gaza. 

Retno mendesak tiga hal kepada DK PBB. Pertama, pentingnya pemberian bantuan kemanusiaan tanpa hambatan ke seluruh wilayah Gaza dan dapat termonitor dengan baik. Kedua, penghormatan terhadap hukum internasional, termasuk hukum humaniter internasional yang menurutnya harus benar-benar dilakukan. Ketiga, pentingnya gencatan senjata yang permanen untuk mengakhiri semua kekejaman di Gaza. 

"Di akhir pernyataan, saya menegaskan kembali bahwa bangsa Palestina memiliki hak untuk merdeka berdasarkan two-state solution," ucapnya. 

Menurutnya, saat ini adalah saat yang tepat untuk memulai kembali proses perdamaian di Gaza, antara Hamas dan Israel tersebut.

"Mengingat hari ini kita peringati Hari Solidaritas Internasional dengan Rakyat Palestina, maka kita jangan menutup mata atau tinggal diam terhadap perjuangan rakyat Palestina," tambahnya. 

Sementara itu, dia menegaskan bahwa Indonesia menyambut baik gencatan senjata yang berlangsung, namun Indonesia berpendapat bahwa hal itu tidak cukup.

"Humanitarian pause masih terlalu sempit dan rapuh untuk betul-betul membuat situasi Gaza lebih baik secara berkesinambungan," ucapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper