Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Budi Gunadi Pede Anggaran Eliminasi TBC Tercukupi: Ada Banyak Donasi

Menkes Budi Gunadi Sadikin optimistis bahwa pemerintah tak akan menghadapi masalah besar terkait anggaran
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan varian Omicron terdeteksi masuk ke Indonesia/Kemenkes RI
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan varian Omicron terdeteksi masuk ke Indonesia/Kemenkes RI

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin optimistis bahwa pemerintah tak akan menghadapi masalah besar terkait anggaran mempercepat eliminasi penyakit tuberkulosis (TBC).

Terkait alokasi anggaran, Budi menyebut bahwa pemerintah juga mendapatkan donasi dari sejumlah pihak seperti dari United States Agency for International Development (USAID) atau Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (AS) yang nilainya mencapai US$70 juta atau hampir Rp1 triliun untuk program pengentasan TBC.

Anggaran tersebut digunakan tidak hanya oleh pemerintah, tetapi juga oleh lembaga-lembaga masyarakat untuk membantu mengentaskan TBC.

"Jadi khusus untuk TBC, dari sisi anggaran enggak masalah, selain anggaran pemerintah yang ada, tapi donasinya jauh lebih besar daripada anggaran pemerintah sendiri," ujarnya di kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (18/7/2023).

Dia melanjutkan terkait dengan alokasi anggaran terdapat juga institusi Global Fund yang setiap tahun memberikan jumlah kebutuhan donasi antara US$66 juta—US$100 juta.

“Jadi ada [potensi] Rp1 triliunan lebih untuk program TBC. Nah, itu yang digunakan bukan hanya oleh pemerintah tapi juga oleh lembaga-lembaga masyarakat untuk membantu mengatasi TBC. Jadi, khusus utk TBC dari sisi anggaran tidak ada masalah selain anggaran pemerintah yang ada, tetapi donasinya jauh  lebih besar daripada anggaran pemerintah,” pungkas Budi.

Padahal, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan TBC pada pasal 20 disebutkan bahwa pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib menjamin ketersediaan anggaran penanggulangan TBC.

Sebenarnya, pemerintah telah menetapkan alokasi anggaran kesehatan pada 2023 sebesar Rp178,7 triliun dari APBN.

Jumlah tersebut turun 16,1 persen dari 2022 seiring dengan transisi menuju endemi Covid-19.

Sejalan dengan kasus Covid-19 yang makin terkendali serta peralihan dari pandemi ke endemi pada 2023, mendorong isasi kegiatan termasuk dalam pelayanan kesehatan reguler (non-Covid-19).

Adapun, anggaran tersebut salah satunya akan digunakan untuk mempercepat penurunan angka kekurangan gizi atau stunting di Indonesia, sedangkan pembiayaan untuk TBC yang tersedia hanya sekitar Rp 3,3 triliun.

Sebelumnya, pemerintah mengalokasikan anggaran pengendalian penyakit TBC pada RAPBN 2021 sebesar Rp 2,8 triliun.

Di sisi lain, Budi Gunadi mengatakan bahwa upaya eliminasi TBC akan dilakukan melalui berbagai langkah, mulai dari menggencarkan surveilans atau deteksi, pengobatan, hingga pemberian vaksin.

Apalagi, saat ini Indonesia merupakan negara dengan pengidap TBC terbesar kedua di dunia setelah India dengan jumlah kasus diperkirakan mencapai 969.000 orang.

Selanjutnya, terkait vaksinasi, dia juga mengatakan bahwa pemerintah saat ini tengah melakukan kajian untuk mendatangkan vaksin TBC baru karena vaksin BCG efektivitasnya dinilai rendah.

Menurutnya, saat ini Indonesia telah berpartisipasi aktif dengan organisasi dunia dan telah ada tiga potensi vaksin baru yang akan pemerintah datangkan.

"Yang paling dekat adalah vaksin yang ditemukan oleh Glaxosmithkline (GSK), kemudian diambil alih oleh Bill and Melinda Gates Foundation, sekarang sedang dalam proses untuk melakukan clinical trial di Indonesia, bekerja sama Kemenkes dengan UI (Universitas Indonesia), dan Universitas Padjadjaran, dengan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan)," imbuhnya.

Dia melanjutkan bahwa akan ada dua lagi kandidat vaksin mRNA yang mana pemerintah nantinya akan bekerja sama dengan pihak luar negeri untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi.

“Supaya bisa—kalau mRNA kan lebih cepat kayak Pfizer dan Moderna. Jadi ada tiga kandidat vaksin TBC baru yang sedang kita kaji penggunaannya," imbuhnya.

Tak hanya itu, dia mengatakan bahwa nantinya untuk mempecepat penyebaran vaksinasi Kepala Negara juga akan membantu.

Salah satunya sebagai pemberi pengaruh (influencer) untuk meningkatkan kesadaran pentingnya vaksinasi dan penggunaan obat.

“Kami bilang ‘Pak, dulu vaksinasi nggak bisa sukses. Itu selesai karena Bapak jadi influencer, jadi endorsement disuntik dulu. Bapak itu pakai jaket, orang pakai jaket, Bapak divaksinasi, semua ikut divaksinasi’. Jadi, saya bilang walaupun beliau tidak kena TBC tetapi bisa memberikan endorsement agar yang sakit TBC jangan sampai lupa minum obat TBC,” pungkas Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper