Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang! Rusia dan Ukraina Saling Tuding Rencanakan Penyerangan Pabrik Nuklir Terbesar di Eropa

Rusia dan Ukraina saling tuding satu sama lain merencanakan serangan terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir  terbesar di Eropa, Zaporizhzhia.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia di luar Kota Enerhodar di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina yang dikuasai Rusia, 24 November 2022. REUTERS/Alexander Ermochenko/File Foto
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia di luar Kota Enerhodar di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina yang dikuasai Rusia, 24 November 2022. REUTERS/Alexander Ermochenko/File Foto

Bisnis.com, JAKARTA - Rusia dan Ukraina saling tuding satu sama lain merencanakan serangan terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, Zaporizhzhia, yang dikuasai Rusia pada Selasa (5/7/2023).

Pembangkit listrik bertenanga nuklir ini telah lama menjadi subjek saling tuduh dan curiga.

Melansir Reuters, Rabu (5/7/2023), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dia memberi tahu rekannya dari Prancis, Presiden Emmanuel Macron, tentang "provokasi berbahaya" Rusia di pabrik yang berada di tenggara Ukraina.

Pasukan Rusia merebut stasiun itu, fasilitas nuklir terbesar di Eropa dengan enam reaktor, beberapa hari setelah invasi Kremlin ke Ukraina pada Februari 2022.

Sejak itu Ukraina dan Rusia  secara teratur menuduh satu sama lain melakukan penembakan di sekitar pabrik dan mempertaruhkan kecelakaan nuklir besar.

Renat Karchaa, Penasihat Kepala Rosenergoatom, yang mengoperasikan jaringan nuklir Rusia, mengatakan Ukraina berencana menjatuhkan amunisi dicampur dengan limbah nuklir yang diangkut dari salah satu dari lima stasiun nuklir di pabrik itu.

"Di bawah kegelapan malam pada 5 Juli, militer Ukraina akan mencoba menyerang stasiun Zaporizhzhia menggunakan peralatan presisi jarak jauh dan drone serangan kamikaze," kata kantor berita Rusia mengutip Karchaa kepada televisi Rusia.

Dia tidak memberikan bukti untuk mendukung tuduhannya.

Adapun, Zelensky mencuit bahwa dia telah memberi tahu Macron dalam percakapan telepon bahwa "pasukan yang menduduki wilayah itu sedang mempersiapkan provokasi berbahaya di Zaporizhzhia (pabrik nuklir)."

Dikatakan, dirinya dan Macron telah "setuju menjaga situasi di bawah kendali maksimum bersama dengan IAEA, Badan Energi Atom Internasional PBB.

Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh angkatan bersenjata Ukraina mengutip "data operasional" yang menyebut bahwa "alat peledak" telah ditempatkan di atap reaktor ketiga dan keempat stasiun tersebut pada hari Selasa (4/7/2023). Serangan itu mungkin terjadi "dalam waktu dekat".

"Jika diledakkan, tidak akan merusak reaktor tetapi akan menimbulkan gambar penembakan dari pihak Ukraina," kata pernyataan di Telegram.

Untuk itu, tentara Ukraina siap untuk bertindak dalam keadaan apapun. Namun, Zelensky dan militer Ukraina juga tidak memberikan bukti atas pernyataan mereka.

Dalam pesan video malamnya, Zelensky mengatakan Rusia berencana "mensimulasikan serangan terhadap pabrik. Atau mereka dapat memiliki skenario lain.

"Tapi bagaimanapun, dunia melihat - dan tidak bisa tidak melihat - bahwa satu-satunya sumber bahaya bagi pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia adalah Rusia. Dan tidak ada orang lain."

Demiliterisasi

IAEA, Badan Pengawas Nuklir PBB, telah berusaha selama lebih dari setahun untuk mencapai kesepakatan guna memastikan pembangkit itu didemiliterisasi dan mengurangi risiko kecelakaan nuklir.

Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi telah mengunjungi pabrik itu tiga kali sejak diambilalih Rusia, tetapi gagal mencapai kesepakatan apa pun untuk menjaga agar fasilitas itu aman dari penembakan.

Penasihat Zelensky, Mykhailo Podolyak, mengatakan kepada televisi Ukraina bahwa Grossi terbukti tidak efektif dalam upaya menjaga keselamatan di pabrik.

"Setiap bencana di Zaporizhzhia dapat dicegah jika (Grossi) segera dibersihkan," kata Podolyak, menuduh IAEA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper