Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Blokir Bantuan PBB Bagi Korban Bendungan Kakhovka di Ukraina

Moskow telah menolak tawaran dan memblokir bantuan PBB untuk orang-orang di wilayah pendudukan Rusia yang terkena banjir.
Bendungan besar era Soviet di bagian selatan Ukraina yang dikuasai Rusia jebol pada Selasa (6/6/2023), menyebabkan banjir melintasi zona perang yang menurut Ukraina dan Rusia merupakan serangan yang disengaja oleh pasukan lain./Reuters
Bendungan besar era Soviet di bagian selatan Ukraina yang dikuasai Rusia jebol pada Selasa (6/6/2023), menyebabkan banjir melintasi zona perang yang menurut Ukraina dan Rusia merupakan serangan yang disengaja oleh pasukan lain./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Moskow telah menolak tawaran dan memblokir bantuan PBB untuk orang-orang di wilayah pendudukan Rusia yang terkena banjir akibat jebolnya Bendungan Nova Kakhovka di Ukraina. 

Koordinator kemanusiaan PBB untuk Ukraina Denise Brown mendesak Rusia untuk bertindak sesuai dengan kewajibannya berdasarkan hukum humaniter internasional.

"Bantuan tidak dapat ditolak untuk orang yang membutuhkannya," katanya, seperti dilansir dari Aljazeera, pada Senin (19/6/2023). 

Dia mengatakan bahwa lembaganya itu akan terus melakukan semua yang dapat dilakukan untuk menjangkau semua orang. 

“PBB akan terus melakukan semua yang dapat dilakukan untuk menjangkau semua orang termasuk mereka yang menderita akibat penghancuran bendungan baru-baru ini yang sangat membutuhkan bantuan untuk menyelamatkan nyawa, di manapun mereka berada,” ujarnya. 

Seperti diketahui, bendungan Kakhovka jebol dan melepaskan gelombang air dari Sungai Dnipro ke masyarakat di seluruh Ukraina selatan termasuk bagian wilayah Kherson yang diduduki Rusia, pada 6 Juni lalu. 

Banjir menghancurkan rumah dan lahan pertanian, memaksa ribuan orang dievakuasi, mencemari pasokan air minum dan menimbulkan kekhawatiran akan bencana lingkungan. 

Selain itu, korban tewas akibat bencana itu meningkat menjadi 52 orang, dengan pejabat Rusia mengatakan 35 orang tewas di daerah-daerah yang dikuasainya.

Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri Ukraina mengatakan 17 orang tewas dan 31 hilang, serta lebih dari 11.000 orang telah dievakuasi di kedua sisi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper