Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bocoran Jokowi Soal Kapan PPKM Akan Dicabut

Jokowi mengamini bahwa terdapat kenaikan kasus konfirmasi positif dari China, tetapi dirinya optimistis asalkan sero survei sudah mencapai 90 persen.
Petugas Satpol PP Badung melakukan pengawasan penerapan protokol kesehatan saat sidak di sebuah hotel di kawasan Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (8/2/2022). Sidak dan pengawasan protokol kesehatan terus dilakukan di berbagai wilayah Bali seperti di kawasan pariwisata dan area publik lainnya seiring dengan naiknya level PPKM di Bali menjadi level 3 karena peningkatan kasus COVID-19 serta rawat inap yang meningkat. ANTARA FOTO
Petugas Satpol PP Badung melakukan pengawasan penerapan protokol kesehatan saat sidak di sebuah hotel di kawasan Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (8/2/2022). Sidak dan pengawasan protokol kesehatan terus dilakukan di berbagai wilayah Bali seperti di kawasan pariwisata dan area publik lainnya seiring dengan naiknya level PPKM di Bali menjadi level 3 karena peningkatan kasus COVID-19 serta rawat inap yang meningkat. ANTARA FOTO

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan bahwa dirinya belum menerima hasil kalkulasi dan kajian dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait dengan pemberhentian kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

“Belum, belum sampai PPKM dan PSBB belum sampai ke meja saya, kalau sudah sampai apalagi ini menyangkut sero survei, maka ada kajian yang harus detail jangan fail dalam memutuskan sehingga sebaiknya kita sabar untuk menunggu,” ujarnya kepada wartawan, Senin (26/12/2022).

Lebih lanjut, Jokowi mengamini bahwa terdapat kenaikan kasus konfirmasi positif dari China, tetapi dirinya optimistis asalkan sero survei sudah mencapai 90 persen.

“Asal sero survei kita sudah sampai 90 persen, ya artinya kita kemungkinan sudah baik. Ada apa pun dari mana pun seharusnya sudah tidak ada masalah,” katanya.

Untuk diketahui, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan 538 pertambahan kasus terkonfirmasi virus Corona (Covid-19) pada Minggu (25/12/2022). Dengan demikian, total kasus positif sampai dengan hari ini mencapai angka 6.716.124.

“Seperti saat ini kasus konfirmasi harian sudah turun di bawah 1.000 tetapi [alasannya] karena apa, itu yang harus dilihat dikaji di sana, apakah karena imun sudah lebih baik, atau apakah virusnya sudah tidak senang dengan Indonesia. Jadi, tunggu kajian dari Kementerian Kesehatan, para pakar dan epidemiolog agar keputusannya benar,” tuturnya.

Jokowi pun menegaskan bahwa dirinya akan memutuskan mengenai pemberhentian kebijakan PPKM apabila kajian dan kalkulasi dari Kemenkes, pakar, dan epidemiolog telah rampung.


“Tergantung kajiannya, kalau selesai kami harapkan akhir tahun selesai. Sero survei dan kajiannya,” pungkas Jokowi.


Sebelumnya, Kepala Negara mengaku masih menunggu seluruh kajian dan kalkulasi terkait dengan pergerakan kasus konfirmasi Covid-19 di Indonesia sebelum memastikan untuk mengumumkan akhir dari pandemi.


“Jadi kembali ke PSBB, PPKM itu saya masih menunggu seluruh kajian dan kalkulasi dari Pak Menko [Airlangga] maupun dari Kementerian Kesehatan,” ujarnya di Istana Merdeka, Rabu (21/12/2022).


Lebih lanjut, Kepala Negara mengatakan bahwa dirinya memberikan batas waktu kepada jajaran menteri, khususnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk menyelesaikan segala kalkulasi dalam waktu 1 minggu.


“Saya kemarin (20/12/2022) memberi target agar minggu ini harusnya kajian dan kalkulasi itu sudah sampai ke meja saya sehingga bisa saya siapkan nanti keputusan presiden (kepres) mengenai penghentian PSBB-PPKM. Kita harapkan segera sudah saya dapatkan dalam minggu-minggu ini,” tuturnya.

Sebelumnya, Jokowi optimistis bahwa pandemi Covid-19 di Indonesia akan berakhir pada akhir tahun merujuk data konfirmasi kasus positif yang kian merosot.

“Kemarin kasus harian kita berada di angka 1.200 [kasus konfirmasi] dan mungkin nanti akhir tahun kita akan menyatakan berhenti PSBB dan PPKM kita. Namun, perjalanan seperti itu harus kita ingat, betapa sangat sulitnya [bertahan saat itu],” ujarnya saat membuka agenda Outlook Perekonomian Indonesia 2023 di Ballroom Ritz Carlton, Rabu (21/12/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Editor : Edi Suwiknyo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper