Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alasan Jack Ma 6 Bulan 'Sembunyi" di Jepang, Hindari Xi Jinping?

Jack Ma telah menghabiskan sebagian besar waktunya dari 6 bulan terakhir itu bersama keluarganya di Tokyo dan bagian lain Jepang.
Pendiri Alibaba Jack Ma menjadi pembicara di sela-sela Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10/2018)./ANTARA-M Agung Rajasa
Pendiri Alibaba Jack Ma menjadi pembicara di sela-sela Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10/2018)./ANTARA-M Agung Rajasa

Bisnis.com, JAKARTA - Pendiri Alibaba, Jack Ma telah tinggal di Tokyo, Jepang selama hampir 6 bulan setelah menghilang dari pandangan publik menyusul tindakan keras China terhadap sektor teknologi.

Miliarder itu tidak menonjolkan diri sejak tindakan keras China, termasuk regulator China yang membatalkan IPO Ant Group Ma dan mengeluarkan Alibaba dengan denda. 

Jack Ma telah menghabiskan sebagian besar waktunya dari 6 bulan terakhir itu bersama keluarganya di Tokyo dan bagian lain Jepang, bersama dengan kunjungannya ke Amerika Serikat (AS) dan Israel.

Surat kabar Inggris mengatakan Ma sering mengunjungi beberapa klub di Tokyo, dan menjadi kolektor seni modern Jepang, serta menjajaki perluasan bisnisnya ke arah masa depan.

Jack Ma telah terlihat di tempat lain sejak dirinya secara efektif menghilang dari pandangan publik di China, termasuk di pulau Mallorca, Spanyol pada tahun lalu, seperti dilansir dari CNA, Rabu (30/11/2022).

Beberapa tahun terakhir, pejabat China membidik dugaan praktik anti-persaingan oleh beberapa nama besar di negara itu.

Hal itu didorong oleh kekhawatiran bahwa perusahaan internet besar telah mengendalikan terlalu banyak data dan berkembang terlalu cepat.

Sebuah laporan pada Juli lalu mengatakan bahwa Jack Ma berencana untuk menyerahkan kendali Ant Group untuk menenangkan regulator China dan menghidupkan kembali penawaran umum unit pembayaran digital.

Raksasa e-commerce miliknya, Alibaba, melaporkan pertumbuhan pendapatan yang datar pada Agustus lalu untuk pertama kalinya.

Otoritas AS telah menempatkan perusahaan tersebut dalam daftar pantauan, yang dapat membuatnya dihapus dari daftar di New York, jika tidak mematuhi perintah, yang bisa menyebabkan sahamnya merosot.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper