Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penulis The Satanic Verses, Salman Rushdie Jalani Operasi setelah Ditikam di New York

Polisi mengidentifikasi tersangka pada Jumat malam sebagai Hadi Matar, 24 tahun, dari Fairview, New Jersey.
Penulis Salman Rushdie dirawat setelah diserang selama kuliah di Chautauqua Institution di Chautauqua, New York, AS [Joshua Goodman/AP/Aljazeera)
Penulis Salman Rushdie dirawat setelah diserang selama kuliah di Chautauqua Institution di Chautauqua, New York, AS [Joshua Goodman/AP/Aljazeera)

Bisnis.com, JAKARTA – Salman Rusdhie, penulis novel “The Satanic Verses” ditikam saat hendak memberikan kuliah di New York pada Jumat (12/8/2022) waktu setempat.

Mengutip Aljazeera, Sabtu (13/8/2022), polisi setempat mengonfirmasi bahwa Rushdie ditikam setidaknya sekali di leher, dan setidaknya sekali di perut. Polisi mengidentifikasi tersangka pada Jumat malam sebagai Hadi Matar, 24 tahun, dari Fairview, New Jersey.

“Rushdie diterbangkan ke trauma center lokal dan saat ini masih menjalani operasi," kata Mayor Polisi Negara Bagian New York Eugene Staniszewski kepada wartawan Jumat sore.

Dia menambahkan bahwa tersangka tidak memiliki "indikasi motif" pada tahap penyelidikan yang sangat awal ini.

Kantor berita Reuters mengutip juru bicara Rushdie beberapa jam sebelumnya yang mengatakan bahwa Rusdhie menjalani operasi tanpa memberikan rincian. Gubernur New York Kathy Hochul juga mengatakan Rushdie masih hidup dan mendapatkan perawatan yang dia butuhkan di rumah sakit setempat.

Seorang reporter kantor berita Associated Press (AP) menyaksikan seorang pria menyerbu panggung di Chautauqua Institution dan mulai meninju atau menikam Rushdie saat dia diperkenalkan.

Stacey Schlosser, yang menyaksikan serangan itu, mengatakan kepada AP bahwa Rushdie ditikam enam hingga delapan kali sebelum penyerang ditahan.

"Tidak ada yang tahu apa yang harus dilakukan. Tidak ada yang tahu bagaimana harus bereaksi. Maksud saya, ada banyak orang yang bergegas ke panggung,” kata Schlosser.

Seperti diketahui, The Satanic Verses, telah dilarang di Iran sejak 1988, karena banyak muslim menganggapnya sebagai penghujatan. Setahun kemudian, mendiang pemimpin Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini mengeluarkan dekrit yang menyerukan kematian Rushdie.

Iran juga menawarkan hadiah lebih dari US$3 juta untuk siapa saja yang dapat membunuh Rushdie. Pemerintah Iran telah lama menjauhkan diri dari keputusan Khomeini, tetapi sentimen anti-Rushdie tetap ada. Pada 2012, sebuah yayasan keagamaan semi-resmi Iran menaikkan hadiah untuk Rushdie dari US$2,8 juta menjadi US$3,3 juta.

Ketika itu Rushdie menepis ancaman dengan mengatakan tidak ada bukti jika publik tertarik dengan hadiah itu. Pada 2012, ia menerbitkan sebuah memoar, Joseph Anton, yang bercerita tentang ancaman tersebut. Judul itu berasal dari nama samaran yang digunakan Rushdie saat bersembunyi.

Rushdie menjadi terkenal dengan novelnya yang memenangkan Booker Prize 1981, Midnight's Children, tetapi namanya dikenal di seluruh dunia berkat The Satanic Verses.

Pusat pendidikan nirlaba Institut Chautauqua, sekitar 90 km barat daya Buffalo di sudut pedesaan New York, dikenal dengan seri kuliah musim panasnya. Rushdie telah berbicara di sana sebelumnya.

Penulis berkebangsaan Inggris-India, yang saat ini tinggal di Amerika Serikat itu sebelumnya telah ditempatkan di bawah perlindungan polisi karena ancaman terhadap nyawanya. Puluhan buku telah ia terbitkan. Inggris memberinya gelar bangsawan pada 2007, yang memicu protes di beberapa negara di dunia Muslim.

Kelompok advokasi dan politisi di AS dan Inggris mengecam insiden itu pada Jumat. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan Rushdie ditikam "saat menjalankan hak yang tidak boleh berhenti kita pertahankan".

Pen America, asosiasi penulis yang mempromosikan kebebasan berekspresi, yang sebelumnya dipimpin oleh Rushdie, menggambarkan serangan itu sebagai serangan terencana.

“PEN America terguncang dari keterkejutan dan kengerian saat mendengar berita tentang serangan brutal dan terencana terhadap Salman Rushdie, yang dilaporkan ditikam beberapa kali saat di atas panggung berbicara di Institut Chautauqua di bagian utara New York,” kata CEO Pen America Suzanne Nossel mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Pemimpin Mayoritas Senat AS Chuck Schumer, yang mewakili New York, menyebut serangan terhadap Rushdie sebagai serangan mengerikan terhadap kebebasan berbicara dan berpikir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Aljazeera
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper