Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ukraina Prediksi Perang dengan Rusia Berakhir pada Mei dan Putin Akan Menerima Kegagalannya

Para pejabat Ukraina menyebut harapan perang bisa berakhir lebih cepat dari yang diharapkan, mungkin pada Mei 2022, dan mengatakan Vladimir Putin mungkin akan menerima kegagalannya,
Sebuah permukiman warga di Kharkiv, Ukraina hancur setelah ditembak rudal oleh pasukan Rusia/The Moscow Times
Sebuah permukiman warga di Kharkiv, Ukraina hancur setelah ditembak rudal oleh pasukan Rusia/The Moscow Times

Bisnis.com, JAKARTA - Para pejabat Ukraina menyebut harapan perang bisa berakhir lebih cepat dari yang diharapkan, mungkin pada Mei 2022, dan mengatakan Vladimir Putin mungkin akan menerima kegagalannya untuk memaksakan pemerintahan baru dengan paksa dan kehabisan pasukan baru.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pada Rabu (16/3/2022) pembicaraan damai terdengar lebih realistis, tetapi membutuhkan lebih banyak waktu, karena serangan udara Rusia menewaskan lima orang di Ibu Kota Kyiv dan jumlah pengungsi mencapai 3 juta.

"Pertemuan terus berlanjut, dan saya diberitahu, posisi selama negosiasi sudah terdengar lebih realistis. Tetapi masih diperlukan waktu agar keputusan itu untuk kepentingan Ukraina," kata Zelenskyy dalam pidato video pada hari Rabu (16/3/2022), menjelang pertemuan putaran pembicaraan dengan Rusia berikutnya dikutip dari channelnewsasia.com, Rabu (16/3/2022).

Soal kemungkinan kompromi, Zelenskyy mengatakan sebelumnya, Ukraina siap menerima jaminan keamanan dari Barat dan menghentikan tujuan jangka panjangnya untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Moskow melihat keanggotaan Ukraina di aliansi Barat pada masa depan sebagai ancaman dan telah menuntut jaminan bahwa mereka tidak akan pernah bergabung.

Terlalu Dini

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan terlalu dini untuk memprediksi kemajuan dalam pembicaraan.

"Pekerjaannya sulit, dan dalam situasi saat ini fakta bahwa (pembicaraan) berlanjut mungkin positif."

Rusia menyebut tindakannya sebagai "operasi militer khusus" untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" Ukraina.

Ukraina dan sekutu Barat menyebut ini sebagai dalih tak berdasar untuk perang pilihan yang telah menimbulkan kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di Eropa.

Lebih dari 3 juta kini telah meninggalkan Ukraina, menurut PBB, dengan lebih dari 1,8 juta tiba di negara tetangga Polandia.

Di Kyiv, sekitar setengah dari 3,4 juta penduduk telah melarikan diri dan beberapa menghabiskan malam berlindung di stasiun metro.

Pihak berwenang setempat mengatakan pemboman hari Selasa (15/3/2022) di Kyiv menewaskan sedikitnya lima orang saat gedung-gedung dibakar dan orang-orang terkubur di bawah puing-puing. Rusia membantah menargetkan warga sipil.

Sekitar 2.000 mobil meninggalkan kota pelabuhan Mariupol selatan yang terkepung, lokasi krisis kemanusiaan terburuk, kata dewan setempat.

Rusia belum merebut satu pun dari 10 kota terbesar di Ukraina setelah serangannya yang dimulai pada 24 Februari, serangan terbesar di negara Eropa sejak 1945.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper