Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Polisi Rusia Tangkap 4.300 Lebih Pengutuk Invasi Putin ke Ukraina

Polisi Rusia menangkapi para pendemo yang mengutuk invasi Vladimir Putin ke Ukraina.
Suvenir boneka matryoshka yang menggambarkan Vladimir Putin, Presiden Rusia di Moskwa, Rusia, Selasa (22/2/2022). Pasukan Rusia menyerang Ukraina setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan operasi untuk demiliterisasi Ukraina, yang memicu kecaman internasional dan ancaman AS akan sanksi berat lebih lanjut terhadap Moskwa. /Bloomberg-Andrey Rudakov
Suvenir boneka matryoshka yang menggambarkan Vladimir Putin, Presiden Rusia di Moskwa, Rusia, Selasa (22/2/2022). Pasukan Rusia menyerang Ukraina setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan operasi untuk demiliterisasi Ukraina, yang memicu kecaman internasional dan ancaman AS akan sanksi berat lebih lanjut terhadap Moskwa. /Bloomberg-Andrey Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA - Lebih dari 4.300 orang ditangkap akibat menggelar demonstran di 21 kota di Rusia untuk mengutuk invasi Vladimir Putin ke Ukraina.

Sementara pengunjuk rasa di Kazakhstan mengikutinya dalam jumlah besar sembari meneriakkan: “Tidak untuk perang” dan “Putin adalah seorang brengsek ”.

Kelompok pemantau independen OVD-Info, yang telah mencatat lebih dari 7.500 penangkapan pemrotes anti-perang, menyatakan telah mendokumentasikan penahanan sedikitnya 4.366 orang di 53 kota termasuk Vladivostok dan Irkutsk.

Aktivis oposisi juga mengunggah video yang menunjukkan protes di kota-kota lain.

“Sekrup sedang dikencangkan sepenuhnya dan pada dasarnya kami menyaksikan sensor militer,” ujar Maria Kuznetsova, juru bicara OVD-Info seperti dikutip Aljazeera.com, Senin (7/./2022).

Dia melihat protes yang cukup besar, bahkan di kota-kota Siberia, di mana jarang melihat jumlah penangkapan seperti itu.

Kementerian Dalam Negeri Rusia sebelumnya mengatakan, bahwa polisi telah menahan sekitar 3.500 orang, termasuk 1.700 di Moskow, 750 di St Petersburg, dan 1.061 di kota-kota lain.

Pemimpin oposisi Rusia yang dipenjara Alexei Navalny telah menyerukan protes di seluruh Rusia dan seluruh dunia setelah invasi Rusia, yang dimulai pada 24 Februari.

Akan tetapi, Kementerian Dalam Negeri Rusia memperingatkan pada hari Sabtu (5/3/2022), bahwa segala upaya untuk mengadakan protes yang tidak sah akan dicegah dan penyelenggara harus bertanggung jawab.

Pelaporan independen dari Rusia menjadi semakin sulit sejak Jumat(4/3/2022), ketika pemerintah menindak outlet berita dengan mengesahkan undang-undang yang membuat penyebaran berita "palsu" yang disengaja tentang perang di Ukraina sebagai tindak pidana yang dapat dihukum penjara sampai 15 tahun.

Sebuah video yang diunggah di media sosial menunjukkan seorang pengunjuk rasa di sebuah alun-alun di kota timur jauh Khabarovsk berteriak, “Tidak untuk perang, bagaimana Anda tidak malu?” sebelum ditangkap oleh dua petugas polisi.

Polisi juga menggunakan pengeras suara untuk memberi tahu sekelompok kecil pengunjuk rasa di kota: “Warga yang terhormat, Anda mengambil bagian dalam acara publik yang tidak disetujui. Kami menuntut Anda bubar.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper