Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Catatan Fadli Zon di Hari Pers Nasional, Singgung Soal Oligarki

Isu tentang oligarki dalam industri media ini perlu diangkat karena selama ini diskusi tentang oligarki di Indonesua hanya dihubungkan dengan institusi politik semata,
Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra Fadli Zon/ Tangkapan layar Youtube Fadli Zon Official
Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra Fadli Zon/ Tangkapan layar Youtube Fadli Zon Official

Bisnis.com, JAKARTA - Politikus Partai Gerindra Fadli Zon menekankan isu oligarki di industri media massa pada Hari Pers Nasional Tahun 2022.

Menurutnya, isu tentang oligarki dalam industri media ini perlu diangkat karena selama ini diskusi tentang oligarki di Indonesua hanya dihubungkan dengan institusi politik semata, seolah-olah gejala tersebut tak terjadi di tempat lain.

"Padahal, praktik oligarki dalam industri media bukan hanya telah mempengaruhi kualitas jurnalisme, tapi juga kualitas demokrasi di negeri kita," cuitnya melalui akun Twitter @fadlizon, Rabu (9/2/2022). 

Dengan kekuatan kapitalnya, sambung Fadli, oligarki dalam industri media telah menciptakan ekosistem media massa yang oligopolistik yakni  bisa memperalat media untuk kepentingan politik para pemiliknya.

Fadli tidak memungkiri bahwa isu oligarki dalam industri media bukanlah masalah khas Indonesia, tetapi juga terjadi secara global, salah satunya Amerika Serikat.

"Sekitar 90 persen industri media di sana dikuasai enam perusahaan saja, yaitu Comcast, Disney, Time Warner, Fox, CBS dan Viacom," cuit Fadli kemudian. 

Namun, keberadaan saluran baru informasi seperti media sosial menjadi tantangan serius bagi media-media mainstream yang dimiliki oligarki. 

Fadli menyampaikan, Indonesia kini menempati urutan keempat secara global dalam konsumsi media sosial dengan 199 juta pengguna. 

Kemudian, pada 2025, angka tersebut diproyeksikan mencapai 256 juta pengguna atau akan menempatkan Indonesia di posisi ketiga setelah Cina dan India.

"Secara berurutan, media sosial yang paling banyak diakses di Indonesia adalah Whatsapp, Instagram, Youtube, Facebook dan Tiktok," kata Fadli. 

Data menunjukkan, kata Fadli, masyarakat berangsur-angsur mulai lebih banyak mengonsumsi informasi dari media-media sosial dibandingkan media konvensional. 

"Persoalannya adalah penurunan konsumsi pada media-media arus utama tadi belum diikuti oleh pertumbuhan media alternatif yang lebih kredibel," katanya. 

Akibatnya, banyak orang yang kemampuan literasinya minim, kemudian jadi terjebak mengkonsumsi informasi hoaks.

"Di Hari Pers Nasional ini, Saya kira sangat baik jika para jurnalis mengangkat isu oligarki dalam industri media ini sebagai topik bahasan," katanya. 

Menurutnya, ancaman terhadap kebebasan pers dan demokrasi bukan hanya datang dari penguasa, tetapi juga dari oligarki yang menguasai media massa.

"Kita sangat merindukan pers yang menjadi perawat demokrasi, penjaga suara rakyat dan penyuluh kebenaran. Selamat Hari Pers Nasional! #haripersnasional2022," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper