Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Empat Tokoh Kunci di Pemerintahan PM Boris Johnson Mundur

Empat staf utama PM Boris Johnson mengundurkan diri akibat terlibat skandal “pesta Downing Street” yang terus memperlemah kekuasaannya di pemerintahan.
PM Inggris Boris Johnson berjalan di luar kediamannya di Downing Street, London, Inggris, Rabu (18/8/2021)./Antara
PM Inggris Boris Johnson berjalan di luar kediamannya di Downing Street, London, Inggris, Rabu (18/8/2021)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Setelah  mendapat tekanan publik untuk  mundur, kini empat staf utama Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengundurkan diri akibat terlibat skandal “pesta Downing Street” yang terus memperlemah kekuasaannya di pemerintahan.

Kepala Bidang Kebijakan Pemerintahan Johnson, Munira Mirza adalah orang pertama yang mundur setelah menuduh sang perdana menteri berperilaku "keji" karena keliru mengaitkan Keir Starmer dengan kegagalannya membawa pedofil Jimmy Savile ke pengadilan.

Dalam beberapa jam, tiga lagi staf Johnson mundur, yakni Kepala Stag Perdana  Menteri Dan Rosenfield, Seketaris Pribadi Martin Reynolds, dan Direktur Komunikasi Jack Doyle seperti dikutip TheGuardian.com, Jumat (4/2/2022).

Ketiganya terlibat dalam menanggapi skandal pesta yang digelar Downing Street saat penguncian Covid-19 yang sekarang sedang diselidiki oleh polisi Metropolitan.

Reynolds mengirim email yang dibagikan secara luas yang mendesak para staf untuk "membawa minuman keras sendiri" ke satu acara pesta pada 20 Mei 2020.

Pada saat Johnson akan menyingkirkan banyak dari tim utamanya setelah laporan pejabat senior pemerintahan Sue Gray tentang pertemuan-pertemuan yang melanggar penguncian yang diterbitkan awal pekan ini, pengunduran diri Mirza tiba-tiba muncul.

Hal itu menunjukkan otoritas Johnson yang memudar. Kritikan kepada perdana menteri itu juga muncul karena penghinaannya terhadap pemimpin Partai Buruh.

Boris Johnson didesak oleh para politisi untuk mundur tidak saja karena ada laporan acara pesta dengan minuman beralkohol di kantor dan rumahnya, saat memberlakukan lockdown Covid-19, tapi juga atas kasus mabuk-mabukan yang menjadi ancaman paling serius untuk jabatan Johnson.

Untuk kasus itu, politisi oposisi dan beberapa anggota Partai Konservatif sendiri telah meminta Johnsin mengundurkan diri.

Laporan terbaru itu berasal dari pegawai negeri senior Sue Gray yang menyebut pemerintahan Johnson sebagai kegagalan serius kepemimpinan pemerintah inggris.

Dia juga mengutuk perilaku pemerintahan dan menyebut mabuk-mabukan di tempat kerja tidak pantas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper