Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Epidemiolog: PPKM Bisa Dilonggarkan, Asalkan...

Pakar Epidemiologi dari FKM UI dr Syahrizal Syarif mengungkapkan sejumlah indikator yang harus terpenuhi sebelum dilakukan relaksasi PPKM.
Warga menyeberang jalan saat jam pulang kerja di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (24/6/2021). Presiden Joko Widodo menjelaskan alasan pemerintah mengambil kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Mikro ketimbang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kembali atau lockdown (karantina wilayah) salah satunya karena pertimbangan faktor ekonomi.
Warga menyeberang jalan saat jam pulang kerja di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (24/6/2021). Presiden Joko Widodo menjelaskan alasan pemerintah mengambil kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Mikro ketimbang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kembali atau lockdown (karantina wilayah) salah satunya karena pertimbangan faktor ekonomi.

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah berencana mulai melonggarkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada 26 Juli 2021 jika kondisi pandemi di Tanah Air mulai mengalami perbaikan yaitu penurunan kasus positif dan meninggal hingga penurunan beban fasilitas kesehatan.

Menanggapi hal tersebut, Pakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) dr Syahrizal Syarif menilai pelonggaran kegiatan bisa dilakukan jika wabah mulai menurun dan terus terkontrol.

Namun, saat ini dia mengimbau agar pemerintah sebaiknya fokus mengendalikan kasus Covid-19 terlebih dulu ketimbang membahas relaksasi PPKM.

“Jika dalam satu kali 14 hari masa inkubasi, angka harian menurun, kita sebut wabah menurun tapi kalau dua kali masa inkubasi atau 28 hari angka konsisten menurun baru kita sebut wabah terkendali. Situasi penurunan ini kan belum 14 hari. Disamping itu beban situasi RS juga harus diperhatikan. Tentu jika ada pelonggaran harus dilakukan bertahap,” kata Syahrizal kepada Bisnis, Kamis (22/7/2021).

Senada, Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyampaikan bahwa kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat harus diperpanjang karena beban fasilitas kesehatan yang belum menurun dan angka kematian yang masih tinggi.

“Jadi kalau tidak diperpanjang ini akan berkontribusi pada perburukan situasi tapi tentu tidak bisa lama-lama saya setuju, misalnya dua minggu sehingga exit strateginya harus disiapkan dan dilakukan secara berkelanjutan yaitu 3T, vaksinasi, dan 5 M,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (20/7/2021).

Dicky juga menyarankan kepada pemerintah untuk meningkatkan testing yaitu mencapai 500.000 per hari. Bahkan, dia menyebut, satu juta testing per hari dalam seminggu atau dua minggu akan sangat berdampak dalam pengendalian pandemi.

Pemerintah telah memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM Darurat di Jawa dan Bali hingga 25 Juli 2021.

Setelahnya, pemerintah berencana membuka pembatasan bila tren kasus Covid-19 melandai. Dalam beberapa hari ke depan, istilah PPKM Darurat juga telah diganti menjadi PPKM level 4 di wilayah Jawa Bali.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan memberikan penjelasan terkait bagaimana cara pemerintah menentukan level dari pembatasan daerah tersebut.

Dia memerinci sejumlah indikator, termasuk respons sistem kesehatan antara lain laju transmisi, respons sistem kesehatan, dan kondisi psikososiologis masyarakat.

“Jadi, kondisi sosiologis masyarakat menjadi sangat penting," ungkapnya.

Sementara itu, pada hari ini Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan penambahan kasus harian mencapai 49.509 sehingga total kasus positif menembus angka 3.033.339 kasus.

Kasus harian ini kembali naik setelah hari sebelumnya berada di angka 33.772 kasus. Peningkatan kasus harian ini seiring dengan meningkatnya spesimen yang diperiksa.

Pada hari ini spesimen yang diperiksa mencapai 294.470 atau naik signifikan jika dibandingkan hari sebelumnya 153.330 spesimen.

Adapun, kasus sembuh pada hari ini bertambah 36.370 orang sehingga totalnya menjadi 2.392.923 orang, sedangkan kasus kematian akibat Covid-19 mencatat rekor tertinggi sejak pandemi melanda Indonesia yaitu bertambah 1.449 orang sehingga totalnya menjadi 79.032 kasus kematian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper