Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sebut ASN Dipindah ke Papua, Koordinator Antirasisme: Pernyataan Risma Rasis

Risma mengancam akan memutasikan para ASN di Wyataguna untuk bekerja di daerah Papua karena tidak turut membantu pekerjaan di dapur umum tersebut.
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menyampaikan apresiasi kepada tenaga kesehatan dan relawan dalam Malam Puncak 1 Tahun Perjuangan Melawan Covid-19 di Rumah Sakit Darurat Penanganan Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Selasa (23/3/2021)./Antararn
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menyampaikan apresiasi kepada tenaga kesehatan dan relawan dalam Malam Puncak 1 Tahun Perjuangan Melawan Covid-19 di Rumah Sakit Darurat Penanganan Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Selasa (23/3/2021)./Antararn

Bisnis.com, JAKARTA - Forum PapuaItuKita dan Mahasiswa Papua Antirasisme mengutuk pernyataan Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma yang mengancam aparatur sipil negara (ASN) dipindahkan ke Papua.

Koordinator Antirasisme Michael Himan menyatakan, kalimat Risma bernada provokatif, rasis, dan diskriminatif bagi rakyat Papua.

"Papua bukan tempat pembuangan manusia yang kurang berkompeten. Pernyataan tersebut terkesan merendahkan orang Papua dan meresahkan masyarakat Papua," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Rabu (14/7/2021).

Sebelumnya, Risma kesal ketika mendapati tidak adanya ASN di Balai Wyataguna Bandung untuk membantu memasak di dapur umum yang akan mendistribusikan makanan kepada masyarakat.

Risma hanya mendapati petugas dari Tagana dan petugas lainnya di dapur umum. Sementara, dia menilai ASN lainnya di lingkungan Kementerian Sosial hanya bekerja di dalam kantor.

Risma mengancam akan memutasikan para ASN di Wyataguna itu untuk bekerja di daerah Papua karena tidak turut membantu pekerjaan di dapur umum tersebut.

"Sekarang saya nggak mau lihat seperti ini, kalau saya lihat lagi, saya pindahkan ke Papua, saya nggak bisa mecat kalau nggak ada salah, tapi saya bisa pindahkan ke Papua sana teman-teman," ujar dia dikutip dari Antara.

Michael melanjutkan, Risma harus meminta maaf kepada rakyat Papua. Berkaca dari pengalaman pada 2019, tutur dia, mahasiswa Papua dan kepolisian berkonflik sehubungan dengan masalah diskriminasi rasial.

Kala itu, aparat disebut melontarkan kata monyet kepada mahasiswa Papua di Surabaya.

"Permintaan maaf dari Mensos sangat penting bagi masyarakat Papua supaya tidak menimbulkan masalah baru," ucapnya.

Dia menambahkan, pihaknya akan menempuh langkah-langkah sesuai konstitusi dan perundang-undangan jika Risma tak mau meminta maaf.

Mereka juga memohon agar Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengambil tindakan tegas terhadap mantan Wali Kota Surabaya itu.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.Co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper