Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bukan Hanya Vaksin, Penguatan Protokol 3M dan 3T Kunci Pengendalian Covid-19

Vaksin bukanlah solusi utama pengendalian penularan Covid-19, namun juga penerapan protokol 3 M dan 3T, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan melakukan testing, tracing, serta treatment. 
Selain menjaga jarak fisik, masyarakat dituntut untuk beradaptasi untuk berdisiplin memakai masker dan mencuci tangan atau dikenal dengan 3M untuk mencegah dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19. /MMKSI
Selain menjaga jarak fisik, masyarakat dituntut untuk beradaptasi untuk berdisiplin memakai masker dan mencuci tangan atau dikenal dengan 3M untuk mencegah dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19. /MMKSI

Bisnis.com, JAKARTA – Selain terus melakukan vaksinasi, kunci keberhasilan pengendalian pandemi Covid-19 adalah dengan tetap melakukan penguatan protokol 3 M dan 3T, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan melakukan testing, tracing, serta treatment

Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Pemerintah untuk Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), menyampaikan bahwa hingga saat ini telah memvaksinasi tenaga kesehatan sampai 1 juta lebih dan akan terus bertambah hingga target sasaran mencapai 181,5 juta penduduk di Tanah Air segala profesi.

"Untuk menekan pandemi Covid-19 pemerintah tidak hanya menghimbau melalui penegakan disiplin 3M namun juga memperkuat 3T,” terangnya seperti siaran resmi yang dikutip, Jumat (12/2/2021).

Lebih lanjut lagi, Siti Nadia menjelaskan bahwa saat ini pihaknya sudah mempunyai sebanyak 630 laboratorium pemeriksa tes PCR, namun belum merata di seluruh Indonesia. 

"Sehingga kita harus meningkatkan tes kita. WHO sendiri sudah merekomendasikan screening menggunakan tes rapid Antigen untuk mendiagnosa Covid-19,” tegasnya.

Syahrizal Syarif, Ahli Epidemiologi FKM UI menjelaskan bahwa tes rapid Antigen memang disetujui WHO sebagai alat diagnosis dalam keadaan tertentu, sensitivitasnya juga di atas 80 persen dan spesifitas di atas 97 persen. 

Tujuan penggunaan tes rapid Antigen membantu secara cepat mendeteksi penularan dan dengan begitu pemerintah bisa dengan cepat menelusuri kontak-kontak pasien.

Dengan demikian, kasus bisa ditemukan lebih dini dan penanganan juga dilakukan lebih dini. Menurutnya, dengan rapid Antigen, apabila hasilnya positif seharusnya sudah bisa melakukan isolasi mandiri, sambil menunggu hasil tes PCR.

“Tes rapid Antigen sebagai alat diagnostik. Situasi ini memang akan meningkatkan laporan kasus, namun seperti kata Menteri Kesehatan, kita jangan panik kasus harian kita nanti meningkat,” ujarnya.

Menurutnya kuncinya bukan sekadar puskesmas memiliki tes rapid Antigen tapi bagaimana puskesmas juga mampu menelusuri kontak dengan baik.

Pada sisi lain dalam proses pelacakan kasus, pihaknya sangat membutuhkan kerjasama dengan masyarakat. Karena masyarakat diminta mengingat siapa saja orang yang pernah kontak dengan dirinya.

"Tentu keterbukaan masyarakat juga diperlukan saat pernah melakukan kontak dengan pasien positif, sehingga mau melakukan tes,” tambah Siti Nadia

Dia juga menghimbau, bahwa sebenarnya 3M dan 3T ini saling berhubungan dan berkesinambungan.

 "Maka 3M dan 3T serta vaksinasi ini harus dilakukan bersama," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper