Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masyarakat Harus Kompak untuk Tekan Penyebaran Covid-19

Untuk mengurangi lonjakan kasus dan hunian di fasilitas kesehatan, seluruh pihak harus melakukan pencegahan dengan promosi kesehatan dan penerapan 3M dengan menyeluruh.
Gedung Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta, tempat perawatan dan karantina pasien Covid-19./Antara-Ariella Annasya
Gedung Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta, tempat perawatan dan karantina pasien Covid-19./Antara-Ariella Annasya

Bisnis.com, JAKARTA – Tingkat hunian pasien Covid-19 di Rumah sakit Darurat (RSD) Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran terus bertambah seiring dengan lonjakan kasus dalam beberapa hari terakhir.

Koordinator RS Darurat Covid-19 Mayjen TNI Dr. dr. Tugas Ratmono mengatakan tingkat hunian di RSD Wisma Atlet mencapat 57,44 persen untuk gejala ringan. Sementara itu, tingkat hunian rawat inap dan isolasi mandiri mencapai 52,7 persen.

Ia juga mengatakan terjadi lonjakan dalam beberapa hari terakhir. Saat kasus Covid-19 melampaui 8.000 per hari pada 5 Desember lalu, jumlah pasien yang masuk ke RSD Wisma Atlet bahkan mencapai 400-an per hari.

“Jadi kami perlu tenaga ekstra lagi untuk menangani pasien-pasien ini,” ungkap dr. Tugas dalam virtual talkshow Strategi Rumah Sakit Rujukan Tangani Peningkatan Angka Positif Covid-19 yang digelar oleh BNPB, Senin (7/12/2020).

Untuk mengantisipasi lonjakan pasien, pihak RSD Wisma Atlet telah berkoordinasi dengan Wisma Atlet di Pademangan yang dikelola Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk tower isolasi mandiri. Selain itu, pihaknya juga berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Sementara itu, Anggota Sub Bidang Tracing, Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Dr. dr. Retno Asti Werdhani mengatakan lonjakan kasus dalam beberapa hari terakhir ini terjadi karena ketidakdisiplinan pihak-pihak dalam penerapan 3M.

Ia mengatakan untuk mengurangi lonjakan kasus dan hunian di fasilitas kesehatan, seluruh pihak harus melakukan pencegahan dengan promosi kesehatan.

“Promosi kesehatan itu sebetulnya suatu perilaku kesehatan seperti melakukan aktivitas fisik 150 menit per minggu, diet seimbang gizi, mencuci tangan,” ungkap dr Retno.

Kemudian, ia menekankan perlunya perlindungan spesifik seperti menggunakan dan menjaga jarak. Namun, ia mengatakan bahwa perlindungan ini harus dilakukan secara konsisten dan kompak dari level pemerintahan hingga level masyarakat agar dapat berjalan maksimal.

“Harus kompak,”pungkasnya.

Sementara itu, ahli Epidemiologi Universitas Gajah Mada (UGM) dr. Riris Andono Ahmad menyarankan masyarakat agar menahan diri tidak keluar rumah selama dua pekan untuk mengendalikan penambahan kasus Covid-19.

"Jika kita bisa membuat orang untuk tinggal di rumah minimal dua minggu, maka secara teori risiko penularannya bisa diturunkan secara signifikan," jelasnya.

Namun jika ada aktivitas yang tidak bisa dibatalkan seperti Pilkada, panitia harus menyiapkan berbagai macam keperluan pencegahan sebaik mungkin. Masyarakat juga diharapkan berinisiatif melindungi diri dan orang lain.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitangandengansabun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper