Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Kronologis Pasien Suspect Virus Corona yang Meninggal di RSPI

Pasien meninggal tersebut masuk kategori pasien dalam pengawasan (PDP) karena memiliki riwayat perjalanan dari Singapura
Direktur Utama RSPI Prof. dr Sulianti Saroso Mohammad Syahril dan jajaran direksi saat memberi keterangan pers perkembangan kasus COVID-19, Kamis (5/4/2020). Dari kiri ke kanan, Dr. Vivi Lisdawati, M.Si, Apt, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, dr. Dyani Kusumowardhani, Sp.A, Drs. Syamsuri, MM. M.Ak. JIBI/Bisnis-Nyoman Ary
Direktur Utama RSPI Prof. dr Sulianti Saroso Mohammad Syahril dan jajaran direksi saat memberi keterangan pers perkembangan kasus COVID-19, Kamis (5/4/2020). Dari kiri ke kanan, Dr. Vivi Lisdawati, M.Si, Apt, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, dr. Dyani Kusumowardhani, Sp.A, Drs. Syamsuri, MM. M.Ak. JIBI/Bisnis-Nyoman Ary

Bisnis.com, JAKARTA — Satu pasien dalam pengawasan di ruang isolasi Rumah Sakit Pusat Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso dinyatakan meninggal. Namun, belum bisa dipastikan apakah pasien tersebut meninggal karena infeksi virus corona. Secara umum, pasien didiagnosa menderita pneumonia.

Hal tersebut disampaikan langsung Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso Mohammad Syahril terkait dengan penanganan virus corona, Jumat (6/3/2020).

“[Pasien] yang meninggal ini sampai saat ini masih dievaluasi, belum dipastikan hasilnya positif [terinfeksi virus corona] atau tidak,” kata Syahril.

Pasien meninggal tersebut masuk kategori pasien dalam pengawasan (PDP) karena memiliki riwayat perjalanan dari Singapura. Syahril memastikan bahwa pasien tidak mengalami kontak langsung dengan dua warga Indonesia yang sebelumnya dinyatakan positif COVID-19 sehingga belum bisa disebut terpapar virus corona.

"Dia memiliki anak di Singapura, tapi bukan kontak ya dengan yang positif," kata Syahril.

Pasien meninggal dunia tersebut kini sudah dimakamkan oleh keluarganya setelah sebelumnya pihak medis RSPI memberikan alat-alat khusus sehingga tidak akan menularkan penyakit.

Kendati demikian, syahril mengatakan, anak dari pasien yang meninggal tersebut dinyatakan sehat. “Anaknya tidak dirawat di rumah sakit,” tuturnya.

Syahril mengingatkan satu pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal itu memang dalam kondisi kurang baik saat dirujuk ke RSPI dari salah satu rumah sakit swasta.

“Pasien masuk dua hari lalu, dalam keadaaan dirawat dengan ventilator," kata Syahril.

Syahril mengatakan secara umum diagnosanya adalah pneumonia.

Dikutip dari situs alodokter.com, Pneumonia atau dikenal juga dengan istilah paru-paru basah adalah infeksi yang mengakibatkan peradangan pada kantong-kantong udara di salah satu atau kedua paru-paru. 

Pada penderita pneumonia, sekumpulan kantong-kantong udara kecil di ujung saluran pernapasan dalam paru-paru (alveoli) akan meradang dan dipenuhi cairan atau nanah. Akibatnya, penderita mengalami sesak napas, batuk berdahak, demam, atau menggigil.

Ihwal hasil pemeriksaan, Syahril mengatakan masih menunggu hasil dari laboratorium.

DALAM PEMANTAUAN

Sementara itu,  hingga Jumat (6/3/2020) RSPI telah mencatatkan 548 orang dalam pemantauan (ODP) terkait dengan virus corona. Adapun, ada empat orang dinyatakan positif virus corona, bertambah dua orang pada hari ini yang diumumkan di istana.

“Yang ODP itu mereka datang untuk konsultasi atau meminta informasi, jika ada sakit, dia bisa diperiksa,” tutur Syahril.

Untuk itu, sambungnya, pemeriksaan pertama dilakukan oleh perawat dan penyuluh lain. Jika ada gejala klinis, imbuhnya, baru pasien ODP dapat dibawa ke IGD. “Tapi mereka harus tahu ada riwayat kontak dekat dengan orang dari warga negara yang terjangkit," jelasnya.

Hingga saat ini, pemerintah menambah rumah sakit (RS) rujukan untuk menangani virus corona. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, mengatakan dari semula ada 100 RS, sekarang RS rujukan telah menjadi 137 unit dan beberapa rumah sakit swasta juga sudah menawarkan diri.

Selain itu, pemerintah telah melakukan tracking terhadap orang-orang yang pernah kontak langsung dengan pasien terinfeksi virus corona. Termasuk terhadap beberapa kasus yang kemarin sempat muncul seperti warga negara New Zealand yang dari Iran mampir di Bali.

Penelusuran akan terus dilakukan hingga menemui mata rantai dari penyebaran virus corona di Indonesia. Syahril menggarisbawahi seluruh perawatan untuk pasien ODP dan PDP gratis karena dibiayai sepenuhnya oleh negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper