Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fed Pangkas Suku Bunga, Imbal Hasil Surat Utang AS Tertekan

Pemangkasan suku bunga acuan oleh Federal Reserve berdampak serius. Imbal hasil treasury 10 tahun yang dipakai sebagai suku bunga acuan bebas risiko untuk transaksi keuangan di seluruh dunia, turun di bawah 1 persen.
Bank sentral AS The Federal Reserve/Reuters-Larry Downing
Bank sentral AS The Federal Reserve/Reuters-Larry Downing

Bisnis.com, JAKARTA - Pemangkasan suku bunga acuan oleh Federal Reserve berdampak serius terhadap imbal hasil  surat utang AS atau US Treasury tenor 10 tahun.

Imbal hasil surat utang AS tersebut turun di bawah 1 persen setelah bank sentral mengumumkan pemangkasan suku bunga diluar rapat bulanan.

Ekonom pemenang Nobel Robert Shiller mengungkapkan penurunan tajam ini belum pernah terjadi sejak 1871. Keputusan ini  tidak bisa diterima dengan baik dan ditafsirkan oleh pasar sebagai bentuk keputusasaan.

Dilansir Bloomberg, Rabu (4/3/2020), pemangkasan darurat memang meringankan banyak tekanan pada dolar, membawa US Treasury ke posisi yang sama dengan imbal hasil surat utang Jerman (German bund) pada level yang tidak terlihat sejak 2016.

Hal ini mendorong pelemahan tajam dolar, yang juga mengintensifkan kesan bahwa kondisi keuangan AS sama dengan Jepang dan Eropa, di mana imbal hasil rendah atau negatif telah menjadi norma untuk sementara waktu.

Ketika Gubernur Fed Alan Greenspan melakukan pemangkasan darurat pada Oktober 1998 dalam upaya untuk menghidupkan kembali pasar pendapatan tetap setelah krisis dana lindung nilai Manajemen Modal Jangka Panjang, S&P 500 meraup kenaikan 50 persen selama 18 bulan selanjutnya.

Pemotongan suku bunga sejak itu telah banyak dikritik sebagai kesalahan. Sementara itu, pemangkasan darurat yang dilakukan ketika terjadi krisis keuangan global pada Januari 2008, tidak banyak berdampak. Saat itu, krisis tetap terjadi dan saham jatuh 50 persen sebelum kembali pulih.

Kebijakan moneter memang tidak dapat secara langsung berdampak dalam keadaan darurat seperti sekarang. Tujuannya adalah untuk mengurangi tekanan keuangan yang mungkin membuat efek ekonomi dari virus corona lebih parah. Penurunan berikutnya di pasar saham menunjukkan bahwa tekanan-tekanan ini belum dimitigasi.

Indeks kondisi keuangan Bloomberg, yang menggabungkan sembilan ukuran, turun sehari setelah naik pada Senin, 2 Maret 2020. Saat ini indeks kembali ke titik terendah selama kondisi panik sejak aksi jual saham pada Malam Natal 2018. Tujuannya adalah untuk merekayasa perbaikan kondisi yang tajam.

Sejauh ini, investor kecewa dengan keputusan pertemuan G7 dan Federal  Reserve. Pemerintah AS tengah mengerjakan RUU untuk menetapkan anggaran penanggulangan virus corona senilai $ 7,5 miliar.

Sejumlah perusahaan di bursa AS memperkirakan Federal Reserve akan melanjutkan pemangkasan suku bunga hingga ke kisaran 0,5 persen. Jika dampak virus lebih buruk dari yang perkiraan atau jika ekonomi terpukul oleh dampaknya, tingkat suku bunga kebijakan bisa mencapai nol.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper