Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Virus Corona Bisa Bikin Perusahaan di Hong Kong Kena Sanksi?

Krisis virus corona yang meluas memicu risiko tertundanya rilis laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Hong Kong, yang berpotensi menyebabkan suspensi perdagangan di pasar saham karena melanggar aturan bursa.
A man walks past a panel displaying stock indices of Hong Kong, U.S. and China markets, outside a bank in Hong Kong June 7, 2016. REUTERS/Bobby Yip
A man walks past a panel displaying stock indices of Hong Kong, U.S. and China markets, outside a bank in Hong Kong June 7, 2016. REUTERS/Bobby Yip

Bisnis.com, JAKARTA – Krisis virus corona yang meluas memicu risiko tertundanya rilis laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Hong Kong, yang berpotensi menyebabkan suspensi perdagangan di pasar saham karena melanggar aturan bursa.

Dilansir Bloomberg, auditor di Hong Kong khawatir bahwa perusahaan dengan akhir tahun fiskal pada Desember mungkin tidak dapat menyelesaikan laporan keuangan hingga batas waktu 31 Maret 2020. Pembatasan perjalanan ke dan dari China, serta kondisi kerja yang sulit di Hong Kong menunda upaya penyusunan laporan.

Perusahaan yang berbasis di China daratan paling berpotensi mengalami keterlambatan, karena liburan Tahun Baru Imlek diperpanjang ketika pihak berwenang berjuang untuk menahan wabah virus yang telah menewaskan lebih dari 150 orang dan menginfeksi ribuan lainnya.

"Bahkan staf keuangan internal perusahaan di daratan China tidak dapat dihubungi," kata Roy Lo, seorang auditor praktik dan wakil presiden Hong Kong Independent Non-Executive Director Association.

“Ini akan menjadi tantangan besar untuk menyelesaikan tugas audit pada waktunya," lanjutnya, seperti dikutip Bloomberg.

Lebih dari 1.200 perusahaan di China daratan terdaftar di bursa Hong Kong. Auditor memiliki tiga bulan untuk meninjau dan mengaudit laporan keuangan mereka. Perusahaan yang gagal merilis laporan keuangan dalam tiga bulan setelah akhir periode pada 31 Desember akan dikenakan sanksi berupa suspensi perdagangan.

CEO Chamber of Listed Companies, Lo dan Mike Wong mengatakan peserta industri sekarang berusaha untuk mengatur pembicaraan dengan regulator untuk mencari solusi. Dialog baru saja dimulai sekarang karena orang-orang kembali bekerja setelah liburan.

Lo mengatakan dengan pembicaraan ini, otoritas bursa diharapkan menunda batas waktu hingga satu bulan lebih lama atau setidaknya setuju memberikan keringanan berdasarkan kasus per kasus.

Situasi sekarang lebih mengkhawatirkan dibandingkan krisis SARS tahun 2003 silam, karena pada saat itu, otoritas memperpanjang batas waktu selama satu bulan dan jumlah perusahaan China daratan yang terdaftar di Hong Kong lebih sedikit.

"Kami sekarang menghadapi tekanan yang jauh lebih besar daripada pada saat SARS," kata Lo.

Di sisi lain, regulator pasar saham masih berharap situasi dapat terkendali secepatnya.

"Masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa itu (laporan keuangan) tidak dapat diselesaikan pada bulan Maret," Kelvin Wong, ketua regulator Dewan Pelaporan Keuangan mengatakan dalam sebuah wawancara telepon.

Perusahaan dan auditor harus membuat rencana untuk menyelesaikan pekerjaan dan juga menetapkan tanggal jika ada keterlambatan sedini mungkin, katanya.

"Perusahaan yang terdaftar harus memikul tanggung jawab utama untuk bernegosiasi dengan bursa saham untuk solusi alternatif jika diperlukan," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper