Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Unjuk Rasa Tak Mereda, Warga Hong Kong Cari Properti ke Luar Negeri

Broker real estat dari Australia hingga Kanada melihat adanya lonjakan minat pembelian properti oleh warga Hong Kong sepanjang beberapa pekan terakhir.
Pemandangan kota Hong Kong dari atas bukit, Jumat (4/8/2017)./Reuters-Bobby Yip
Pemandangan kota Hong Kong dari atas bukit, Jumat (4/8/2017)./Reuters-Bobby Yip

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah penduduk Hong Kong mulai mencari rumah ke seluruh penjuru dunia lantaran unjuk rasa antipemerintah terus berlanjut hingga awal 2020.

Broker real estat dari Australia hingga Kanada melihat adanya lonjakan minat pembelian properti oleh warga Hong Kong sepanjang beberapa pekan terakhir dengan tujuan dijadikan investasi yang lebih aman pada masa mendatang.

“Ada aliran dana masuk dari investor-investor yang berbasis di Hong Kong ke pasar real estat global. Terlihat dari kenaikan jumlah aktivitas pembelian di Australia, Singapura, Jepang, dan Amerika Serikat,” ungkap Ben Burston, Ekonom di Knight Frank LLP Australia seperti dilansir Bloomberg, Kamis (26/12/2019).

Unjuk rasa yang berlangsung di Hong Kong sejak Juni itu membuat perekonomian wilayah China itu menyusut dan menyebabkan ketidaknyamanan untuk hidup sehari-hari bagi warganya.

Polisi sudah meluncurkan 16.000 kali gas air mata sepanjang 6 bulan terakhir, sedangkan para pengunjuk rasa terus melakukan perusakan fasilitas dan transportasi umum.

“Saya beli akan apartemen di Malaysia atau Taiwan, saya harus punya rencana lain. Situasinya di Hong Kong sama sekali belum membaik melihat kedua belah pihak, masing-masing masyarakat dan pemerintah juga masih bersikeras sehingga tak kunjung mencapai kesepakatan,” kata Cat Liu, warga Hong Kong.

Meskipun pasar Asia menawarkan kesempatan investasi yang lebih terjangkau untuk kelas menengah di Hong Kong, investor kelas atas lebih memilih membeli properti di belahan dunia bagian Barat. Australia juga menjadi pilihan yang menarik bagi mereka.

“Minat beli dari penduduk Hong Kong mengalami kenaikan dalam 2 tahun terakhir. Perhatian akan keamanan bagi keluarga dari adanya kericuhan dalam beberapa bulan terakhir membuat minatnya terus naik, dengan Australia menjadi pilihan utama sebagai safe haven,” ujar Direktur CBRE Group Inc. Australia Colin Griffin.

CBRE memperkirakan sektor perumahan kelas atas di seluruh Asia bisa terdorong oleh pembelian dari investor Asing, terutama dari Hong Kong dan China.

Adapun, CBRE Australia sudah berencana bekerja sama dengan CBRE Hong Kong dan China untuk menarget pasar pembeli yang prospektif. Properti dengan harga 20 juta–30 juta dolar Australia banyak menjdi incaran.

“Para pembeli ini tertarik pada rumah-rumah mewah dan mereka bersedia membayar harga premium untuk membeli properti kelas teratas,” sambung Griffin.

Secara umum, penduduk Hong Kong mencari hunian dengan rata-rata harga 3 juta dolar Australia. Dengan harga 1 juta dolar Australia, mereka bisa membeli apartemen dengan dua kamar tidur yang jaraknya tak jauh daru pusat kota.

Adapun, permintaan yang datang adalah dari konsumen akhir (end user) untuk properti yang akan dijadikan tempat tinggal, bukan untuk dijadikan alat investasi saja.

“Sebelumnya, orang Hong Kong yang membeli hunian di Australia banyak menanyakan seputar bagi hasil dan keuntungan dari harga sewa yang bisa didapat. Sementara, sekarang orang lebih banyak bertanya seputar di mana sekolah terdekat, atau jarak dari transportasi umum dan jarak ke pisar kota,” kata Griffin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper