Upaya Jakarta Kembalikan Komoditas Unggulan Rumput Laut di Kepulauan Seribu

Rumput laut menjadi komoditas andalan bagi masyarakat di Kepulauan Seribu.

Bisnis.com, JAKARTA – Rumput laut sempat menjadi komoditas andalan bagi masyarakat di Kepulauan Seribu. Kualitas produk yang terbilang bagus, menjadikan wilayah tersebut sebagai salah satu sentra budi daya rumput laut.

Sejak 1989 banyak warga Kepulauan Seribu, khususnya Pulau Panggang dan Pulau Pari yang menggantungkan hidupnya dari rumput laut. Kedua pulau tersebut pun sempat menjadi rujukan untuk pengembangan rumput laut di daerah lain.

Seiring berjalannya waktu, pamor rumput laut terus merosot hingga puncaknya terjadi bersamaan dengan krisis moneter yang melanda Indonesia pada 1997—1998.

Pencemaran air laut menjadi salah satu penyebab banyak pelaku usaha rumput laut di Kepulauan Seribu akhirnya gulung tikar.

Ketika itu, air laut yang menjadi komponen utama dalam budi daya rumput laut menjadi kotor dan berbau akibat cemaran limbah yang masuk ke perairan Kepulauan Seribu.

Risnaldi, Kepala Seksi Kelautan dan Perikanan Suku Dinas Ketahan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, mengatakan bahwa tingginya biaya produksi akibat krisis moneter ikut melengkapi pencemaran dalam membuat produksi rumput laut di Kepulauan Seribu merosot.

“Pencemaran menyebabkan penurunan produksi rumput laut ketika itu. Kemudian penaikan ongkos produksi saat krisis moneter juga ikut mempengaruhi,” katanya.

Untuk memngulang kembali masa kejayaan rumput laut dari Kepulauan Seribu, tahun ini Bupati Administrasi Kepulauan Seribu Husein Murad berupaya mengembangkan budi daya komoditas itu di Pulau Panggang, Tidung, Pari, dan Lancang.

Keempat pulau itu akan menjadi percontohan awal dalam kegiatan budi daya rumput laut di Kepulauan Seribu.

Sebagai tahap awal, Pemerintah Kepulauan Seribu membagikan 4.000 kilogram benih rumput laut yang berasal dari Dinas KPKP Provinsi DKI Jakarta.

“Aktivitas ini [budi daya rumput laut]  harus diaktifkan kembali, karena potensi ekonominya masih sangat besar. Apalagi Indonesia juga menggunakan komoditas rumput laut sebagai andalan untuk ekspor,” katanya.

Pemerintah Kepulauan Seribu juga terus melakukan sosialisasi usaha budi daya rumput laut di sejumlah pulau, terutama empat pulau yang dijadikan percontohan. Melalui sosialisasi itu diharapkan masyarat dapat lebih paham mengenai manfaat dan keuntungan dari budi daya rumput laut.

“Kami berharap kegiatan ini dapat lebih baik dari 22 tahun lalu, saat masa kejayaan rumput laut di Kepulauan Seribu,” ujarnya.

Selain mengembangkan kembali budi daya rumput laut, Husein menegaskan akan membangun koperasi yang menyerap produksi petani rumput laut. Keberadaan koperasi itu juga akan menjamin stabilitas harga, sehingga petani rumput laut bisa tetap bertahan.

Hingga kini setidaknya sudah ada 16 kelompok yang terdiri dari 200 orang ditugaskan mengelola rumput laut. Pengelolaan tersebut dilakukan mulai dari mengukur apakah rumput laut yang dihasilkan lebih pantas untuk dijual, atau memenuhi kebutuhan warga di Kepulauan Seribu.

Pemilihan Pulau Panggang dan Pari juga disebabkan kondisi perairan di kedua wilayah tersebut tergolong masih baik, dan dapat digunakan untuk budi daya rumput laut.

“Produksi rumput laut itu sebenarnya sederhana dan mudah dilaksanakan oleh siapa pun, tetapi produksinya sangat bergantung kepada kualitas air laut. Jika tercemar, sudah pasti itu tidak akan tumbuh dengan baik,” ujarnya.

Sementara itu Lurah Pulau Panggang Pepen Kuswandi mengatakan bahwa saat ini ada lebih dari 50 orang yang menanam rumput laut di sekitar perairan Karang Lebar, dan beberapa di antaranya sedang membentuk kelompok budi daya rumput laut.

“Tahun ini petani budi daya rumput laut di Pulau Panggang mulai kembali bergairah. Kami harap bisa mengulang kembali kejayaan rumput laut tahun 90-an lalu,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper