Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pimpinan Kementerian BUMN Diminta Lahirkan Holding BUMN

Erick Thohir dan dua wakilnya mesti memberikan perhatian ekstra bagi BUMN bermasalah serta bisa melahirkan holding BUMN perkebunan.
Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) berjabat tangan dengan mantan Menteri BUMN Rini Soemarno, saat serah terima jabatan di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (23/10/2019)./Antara-Akbar Nugroho Gumay.
Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) berjabat tangan dengan mantan Menteri BUMN Rini Soemarno, saat serah terima jabatan di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (23/10/2019)./Antara-Akbar Nugroho Gumay.

Bisnis.com, JAKARTA – Erick Thohir dan dua wakilnya mesti memberikan perhatian ekstra bagi BUMN bermasalah serta bisa melahirkan holding BUMN perkebunan.

Ferdy Hasiman, peneliti pada Alpha Research Database, mengatakan masih ada perusahaan-perusahaan milik negara yang bermasalah seperti PT Garuda Indonesia dan PT Krakatau Steel Tbk.

“PT Pertamina pun perlu didorong agar mempercepat proses penyelesaian kilang minyak dan mendorong Pertamina untuk melakukan ekspansi sampai ke luar negeri dalam rangka menaikan produksi minyak nasional. Percepatan penyelesaian kilang dan ekstensifikasi bisnis bisa menjadi solusi mengurangi defisit neraca perdagangan akibat impor migas yang terlalu tinggi,” ujarnya pada Minggu (27/10/2019).

Dia pun berharap pada pemimpin Kementerian BUMN mampu melanjutkan gagasan holding BUMN yang pernah dilakukan oleh menteri-menteri BUMN sebelumnya.

Publik, lanjut Ferdy, berharap agar Erick dan para Wamen BUMN, segera merealisasikan holding perusahaan perkebunan milik negara, PT Perkebunan Nusantara (PTPN). Sejauh ini, belum ada satu pun menteri BUMN yang sukses melakukan konsolidasi PTPN.

“Boleh jadi program itu stagnan karena resistensi para eksekutif di 14 BUMN perkebunan itu, karena takut kehilangan posisi. Bisa juga karena resistensi para politisi dan elit bisnis yang kerap mendapat untung dari pembelian bahan mentah dari PTPN,” tuturnya.

Menurutnya, jika PTPN dikonsolidasi, Indonesia akan memiliki perusahaan perkebunan kelas dunia dan bisa menciptakan perusahaan perkebunan sawit dan karet, terbesar dunia.

Dari 14 PTPN, total aset semuanya jika digabung sebesar US$5,6 miliar berdasarkan tahun buku 2012. Selain itu, jika ditotal 14 perusahaan, mereka mampu mengontrol luas lahan sebesar 1 juta hektare konsensi sawit dan karet.

Itu baru dari segi aset dan lahan, belum dihitung soal laba bersih. Masih mengacu pada data tahun buku 2012, jika ditotal laba bersih ke-14 PTPN mencapai US$400 juta per tahun 2012.

PTPN bukan hanya memproduksi sawit dan karet, tetapi juga memproduksi gula, teh, kopi, dan kakao. Itu artinya PTPN menyentuh kehidupan rakyat kecil dan jika kinerjanya bagus, PTPN bisa menjadi pelayan rakyat yang sangat bagus ke depan.

“Apabila konsolidasi ke-14 perusahaan berjalan, PT Perkebunan Nusantara III bisa dipertimbangkan menjadi operator. Total aset ke-14 PTPN mencapai US$5 miliar atau Rp60 triliun lebih. Konsolidasi PTPN penting karena penggabungan aset akan mendobrak kinerja dan bisa jadi target yang dipasang pemerintah meningkatkan aset PTPN sampai tahun 2015 menjadi Rp120 triliun, tercapai,” tuturnya.

Dia melanjutkan tantangan besar bagi menteri BUMN dan dua wakil menteri adalah melanjutkan program holding yang sudah sukses dilakukan menteri BUMN sebelumnya.

Menteri BUMN sebelumnya, Rini Soemarno sukses melakukan holding tambang BUMN dan mampu mengembangkan ekspansi, serta mampu menerbitkan surat utang untuk mengakusisi PT Freeport Indonesia.

“Ini tentu menjadi modal besar bagi pemimpin baru BUMN untuk segera melakukan konsolidasi BUMN,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper