Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korsel Siapkan US$6,5 miliar untuk Putuskan Ketergantungan dari Jepang

Rencana ini dilakukan setelah Jepang menghapus Korea dari “daftar putih” negara-negara dengan status ekspor fast-track pada Jumat (2/8).
Warga Korea Selatan mengadakan unjuk rasa anti-Jepang di dekat kedutaan besar Jepang di Seoul, Korea Selatan, 3 Agustus 2019./Reuters-Kim Hong-Ji
Warga Korea Selatan mengadakan unjuk rasa anti-Jepang di dekat kedutaan besar Jepang di Seoul, Korea Selatan, 3 Agustus 2019./Reuters-Kim Hong-Ji

Bisnis.com, JAKARTA – Korea Selatan mengumumkan rencana untuk menginvestasikan sekitar 7,8 triliun won atau setara 6,48 miliar dolar AS guna melakukan riset dan pengembangan material lokal, suku cadang, dan peralatan dalam tujuh tahun mendatang untuk memutus ketergantungan dengan impor dari Jepang.

Rencana ini dilakukan setelah Jepang menghapus Korea dari “daftar putih” negara-negara dengan status ekspor fast-track pada Jumat (2/8).

Juli lalu, Jepang memperketat kontrol pada ekspor bahan yang digunakan untuk membuat chip, salah satu ekspor utama Korea Selatan, yang dianggap akan mengganggu pasokan semikonduktor global yang digunakan oleh industri teknologi raksasa, seperti Apple dan Huawei.

“Kami ingin mengubah krisis menjadi peluang bagi industri material, suku cadang, dan peralatan,” kata Menteri Industri Korea Selatan Sung Yun-mo, pada jumpa pers seperti dilansir Reuters, Senin (5/8/2019).

Korea Selatan merencanakan akan meningkatkan “swasembada” atau usaha mencukupi kebutuhan sendiri untuk 100 komponen utama, bahan dan peralatan untuk membuat chip, baterai, mobil, dan produk lainnya guna menstabilkan pasokan selama 5 tahun ke depan.

“Rencana ini bertujuan untuk mengatasi kelemahan struktural di sektor material, suku cadang, dan peralatan Korea Selatan yang sangat tergantung pada negara tertentu,” ujar pemerintah dalam sebuah pernyataan tertulis.

Dalam pernyataan tersebut, Korea Selatan juga menetapkan sejumlah langkah lainnya, termasuk dukungan pendanaan lebih dari 2,5 triliun won untuk akuisisi di luar negeri.

Pihak Jepang disebut telah mengutip alasan keamanan yang tidak dijelaskan untuk membatasi ekspor ke Korea Selatan. Namun, mereka juga telah melihat adanya pengurangan kepercayaan setelah putusan pengadilan Korea Selatan tahun lalu memerintahkan perusahaan Jepang untuk memberikan kompensasi pada para pekerja paksa di masa perang.

Padahal menurut Tokyo, masalah tersebut telah diselesaikan dengan adanya perjanjian 1965 yang berhasil memperbaiki hubungan bilateral Jepang dan Korea Selatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper