Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bela Rencana Tarif Trump, Menlu AS Mike Pompeo ‘Tusuk’ China di Bangkok

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo membela rencana pengenaan tarif baru oleh Presiden Donald Trump terhadap China.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo bertemu di Bangkok, Thailand./Twitter @SecPompeo
Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo bertemu di Bangkok, Thailand./Twitter @SecPompeo

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo membela rencana pengenaan tarif baru oleh Presiden Donald Trump terhadap China.

Dalam sebuah forum di Bangkok, Pompeo mengecam perilaku buruk China selama berpuluh-puluh tahun yang telah menghambat perdagangan bebas.

Tak lama sebelumnya, Trump mengumumkan akan mengenakan tarif 10 persen pada sisa impor China senilai US$300 miliar mulai 1 September setelah putaran perundingan perdagangan AS-China yang berakhir pertengahan pekan ini menunjukkan sedikit tanda terobosan.

“Kami menginginkan perdagangan yang bebas dan adil, bukan perdagangan yang melemahkan persaingan,” tutur Pompeo pada Jumat (2/8/2019).

Kritik Amerika Serikat terhadap China menjadi sorotan dalam pertemuan yang dihadiri para menteri luar negeri Asean di ibu kota Thailand itu. Menurut Pompeo, China telah mengambil keuntungan dari perdagangan selama beberapa dekade.

“Sudah saatnya untuk berhenti. Presiden Trump mengatakan kami akan memperbaikinya. Dan untuk memperbaikinya memerlukan tekad. Itulah yang kalian lihat pagi ini [pengumuman tarif oleh Trump],” lanjutnya.

“Ada implikasi negatif dari perilaku buruk China selama beberapa dekade,” jawab Pompeo terkait gangguan ekonomi global yang diakibatkan konflik perdagangan AS-China.

Pada Rabu (31/7/2019), tim perunding AS dan China mengakhiri pertemuan mereka di Shanghai dengan sedikit kemajuan. Putaran negosiasi lebih lanjut telah direncanakan digelar pada bulan September.

Pompeo, yang telah meyakinkan rekan-rekan sejawatnya di Asean bahwa pemerintah AS tidak akan memaksa mereka untuk memilih antara Amerika Serikat dan China, juga memanfaatkan pidatonya pada Jumat untuk menggambarkan investasi AS sebagai opsi yang lebih ramah.

"Investasi kami tidak melayani kepentingan pemerintah, investasi kami di sini tidak melayani kepentingan partai politik, atau ambisi kekuasaan suatu negara,” tegasnya.

“Kami tidak mendanai jembatan untuk menutup kesenjangan loyalitas. Tanyakan pada diri sendiri, siapa yang benar-benar mendorong swasembada dan ketidaktergantungan, investor yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan konsumen Anda atau mereka yang menjebak Anda dalam utang?,” lanjut Pompeo.

Komentarnya itu tampaknya menjadi pukulan keras bagi Inisiatif Sabuk dan Jalan yang diusung China (Belt and Road Initiative).

Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan, juga membangun versi modern Jalan Sutra untuk menghubungkan China dengan Asia, Eropa, dan seterusnya melalui proyek infrastruktur berskala besar.

Sementara itu, dalam kesempatan terpisah, Diplomat senior China Wang Yi mengatakan bahwa rencana pengenaan tarif baru itu bukanlah cara yang tepat atau konstruktif untuk menyelesaikan sengketa perdagangan antara kedua negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper