Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Airlangga Temui Surya Paloh, Jokowi Bisa Dapat Gerindra

Kedatangan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto ke Kantor DPP Partai NasDem Senin (22/7/2019) dianggap bisa berdampak buruk terhadap nasib Golkar di barisan koalisi pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Menurut pengamat politik Dedi Kurnia, Airlangga sebagai pimpinan Golkar tidak memiliki basis organisasi kepartaian yang kuat.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, mewakili menteri BUMN, mendengarkan usulan saat rapat kerja dengan Kementerian BUMN dan Komisi VI DPR RI di gedung DPR RI Jakarta, Senin (17/6/2019)./ANTARA-Nova Wahyudi
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, mewakili menteri BUMN, mendengarkan usulan saat rapat kerja dengan Kementerian BUMN dan Komisi VI DPR RI di gedung DPR RI Jakarta, Senin (17/6/2019)./ANTARA-Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA - Kedatangan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto ke Kantor DPP Partai NasDem Senin (22/7/2019)  dianggap bisa berdampak buruk terhadap nasib Golkar di barisan koalisi pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Menurut pengamat politik Dedi Kurnia, Airlangga sebagai pimpinan Golkar tidak memiliki basis organisasi kepartaian yang kuat.

Karena itu, dia dengan mudah memutuskan datang ke Kantor DPP NasDem menemui Surya Paloh usai Ketua PKB Muhaimin Iskandar dan Plt Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa melakukan hal serupa.

"Jadi, wajar saja kemudian Airlangga itu memainkan politiknya berdasarkan politik korporasi. Artinya dia akan melihat peluang-peluang yang dia anggap menguntungkan bagi personal," kata Dedi kepada wartawan, Kamis (25/7/2019) malam.

Kehadiran Airlangga ke kantor DPP NasDem dianggap bisa merugikan Golkar, lantaran ada dugaan tidak semua kader parpol ini ingin Airlangga datang menemui Surya Paloh. Menurut Dedi, keputusan Airlangga menemui Surya Paloh bisa saja dianggap salah sejumlah faksi di Golkar.

Hal ini dianggap akan merugikan Airlangga acara pribadi, dan Golkar sebagai parpol yang dipimpinnya. "Kalau dia salah melangkah, tentu faksi-faksi itu bisa berseberangan dan bisa merugikan Airlangga," ujarnya.

Pertemuan Surya Paloh dengan Muhaimin, Suharso, dan Airlangga terjadi saat pembicaraan soal bakal calon Ketua MPR periode 2019-2024 mengemuka.

Jatah Ketua MPR periode mendatang hampir dipastikan menjadi milik parpol pengusung Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019. Akan tetapi, hingga kini belum diketahui siapa sosok yang berpeluang besar menjadi Ketua Umum MPR dari parpol-parpol pendukung Jokowi-Ma'ruf. Proses lobi antarpartai untuk itu diyakini sedang terjadi.

Dedi mengatakan, manuver Airlangga menemui Surya Paloh bisa membuat Jokowi berpikir untuk menggandeng Partai Gerindra dalam pemerintahan ke depan.

Apalagi, setelah tatap muka beberapa Ketua Umum parpol dengan Surya Paloh, terjadi pertemuan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Jangan salah-salah, justru dengan tawar menawar yang berat itulah kemudian dianggap Pak Jokowi sebagai ancaman. Artinya Pak Jokowi punya bayangan kalau misalnya dia kehilangan Golkar tetapi mendapatkan Gerindra," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lalu Rahadian
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper