Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Harga Produsen Stagnan, Perusahaan China Tertekan

Indeks harga produsen (PPI) China diperkirakan terus tertekan sehingga dapat berdampak negatif terhadap kinerja laba dan aktivitas perusahaan.
Calon pembeli sedan memeriksa mobil di sebuah dealer di Shanghai, China. /Foto Blooomber
Calon pembeli sedan memeriksa mobil di sebuah dealer di Shanghai, China. /Foto Blooomber

Bisnis.com, JAKARTA -- Indeks harga produsen (PPI) China diperkirakan terus tertekan sehingga dapat berdampak negatif terhadap kinerja laba dan aktivitas perusahaan.

Ekonom Bloomberg David Qu mengatakan PPI akan terus mengalami tekanan hingga semester kedua diikuti dengan penurunan harga komoditas.

"Pelemahan PPI terus-menerus akan berdampak negatif bagi laba dan aktivitas perusahaan. Ini akan menyeret capex, yang pada gilirannya akan membebani permintaan domestik," ujar Qu, Rabu 10/7/2019).

Perdana Menteri Li Keqiang berjanji awal bulan ini untuk mengimplementasikan instrumen pembiayaan termasuk pemotongan rasio persyaratan cadangan (reserve requirement ratio/RRR) untuk mendukung perusahaan kecil dan swasta, menambah harapan untuk langkah-langkah stimulus lebih lanjut.

Namun, pada saat yang sama, Li dan pembuat kebijakan top lainnya telah menegaskan bahwa China tidak akan menggunakan stimulus berskala besar.

Indeks harga produsen (PPI) China secara tidak terduga tidak mengalami pertumbuhan sepanjang Juni dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, setelah turun 0,3% pada Mei.

Kondisi ini meningkatkan kekhawatiran perlambatan dalam aktivitas manufaktur akan semakin membebani pertumbuhan ekonomi.

Di sisi lain, pertumbuhan harga konsumen (CPI) Juni tumbuh sebesar 2,7% secara tahunan atau sama dengan realisasi pada Mei, sebagian besar disebabkan oleh kekurangan pasokan yang dipicu wabah demam babi Afrika dan kondisi cuaca ekstrem terus mendorong naiknya harga daging babi dan buah.

Harga buah melonjak 42,7% dari tahun sebelumnya, sedangkan harga daging babi naik 21,1%.

Indeks harga makanan pada Juni naik 8,3% secara tahunan, naik dari realisasi Mei sebesar 7,7%.

Jika dihitung secara bulanan (month-to-month), CPI China pada Juni turun 0,1% setelah bergerak stagnan pada Mei.

Dilansir melalui Reuters, pelemahan PPI, tolak ukuran permintaan industri yang memberikan momentum untuk investasi dan keuntungan dalam perekonomian China, dapat memicu kembali kekhawatiran tentang deflasi dan mendorong regulator untuk mengeluarkan stimulus yang lebih agresif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper