Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KJRI Hong Kong Steril Selama Sebulan, Demi Pemilu 2019

KJRI Hong Kong disterilkan dari berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan bagi warga negara Indonesia (WNI) selama sebulan hingga 31 April mendatang.
Komisioner KPU Tulungagung Muhammad Khoirul Anam (Kanan) menunjukkan spesimen (contoh) surat suara Pemilu 2019 saat melakukan sosialisasi di rumah anggota keluarga TKI di Desa Tanen Kecamatan Rejotangan, Tulungagung, Jawa Timur, Senin (11/3/2019). Sosialisasi kepada keluarga TKI tersebut bertujuan untuk meningkatkan animo pemilih serta mengurangi jumlah golput dengan cara getok tular antara keluarga dengan sejumlah TKI yang masih bekerja di luar negeri./Antara-Irfan Anshori
Komisioner KPU Tulungagung Muhammad Khoirul Anam (Kanan) menunjukkan spesimen (contoh) surat suara Pemilu 2019 saat melakukan sosialisasi di rumah anggota keluarga TKI di Desa Tanen Kecamatan Rejotangan, Tulungagung, Jawa Timur, Senin (11/3/2019). Sosialisasi kepada keluarga TKI tersebut bertujuan untuk meningkatkan animo pemilih serta mengurangi jumlah golput dengan cara getok tular antara keluarga dengan sejumlah TKI yang masih bekerja di luar negeri./Antara-Irfan Anshori

Bisnis.com, HONG KONG — Konsulat Jenderal RI di Hong Kong disterilkan dari berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan bagi warga negara Indonesia (WNI) selama sebulan hingga 31 April mendatang.

"Sejak 31 Maret kemarin KJRI kami nyatakan tertutup kecuali untuk pelayanan kekonsuleran dan keimigrasian," kata Konsul Jenderal RI di Hong Kong Tri Tharyat, Selasa (9/4/2019).

Kebijakan itu diambil demi terjaminnya kelancaran proses Pemilu 2019, mulai dari persiapan, penyimpanan logistik, pencoblosan, penghitungan surat suara, hingga rekapitulasi hasil penghitungan surat suara.

Sampai saat ini logistik Pemilu 2019 yang beratnya mencapai 7,2 ton yang dikirimkan dari Jakarta dalam kemasan 362 kantong diplomatik itu memakan tempat empat lantai gedung KQJRI di kawasan padat Causeway Bay itu.

Logistik pemilu tersebut diletakkan di tempat tertutup dan terkunci rapat yang baru akan dibuka menjelang pencoblosan di 32 tempat pemungutan suara (TPS) pada Minggu (14/4) mendatang.

"Biasanya pada hari Sabtu atau Minggu ada saja masyarakat yang menggelar kegiatan di KJRI. Tapi karena ada logistik pemilu yang merupakan dokumen negara yang harus dijaga, maka kami nyatakan KJRI tertutup," ujar Tri.

Panitia Pemilu Luar Negeri (PPLN) Hong Kong mencatat jumlah Daftar Pemilih Tetap Luar Negeri (DPTLN) di wilayah administrasi khusus di bawah pemerintah pusat Republik Rakyat Tiongkok itu sebanyak 180.232 orang.

DPTLN Hong Kong pada tahun ini lebih banyak dibandingkan dengan pemilu empat tahun lalu yang hanya di kisaran angka 140.000-an. PPLN Hong Kong mendirikan 32 unit TPS yang tersebar di tiga lokasi konsentrasi para tenaga kerja Indonesia.

Pada pemilu lima tahun lalu saat TPS hanya dikonsentrasikan di lapangan terbuka Victoria Park telah menimbulkan kericuhan.

"Kami tidak ingin hal itu terulang sehingga TPS kali ini kami dirikan di ruang tertutup dan jumlahnya banyak," ujar Tri.

Meskipun di Hong Kong dan China, pemungutan suara di TPS dilaksanakan pada 14 April 2019, penghitungan suaranya tetap dilakukan pada 17 April 2019 bersamaan dengan Pemilu Serentak di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper