Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OK OCE Dinilai Belum Layak Jadi Program Nasional

Menurut peneliti Indef, Ahmad Heri Firdaus, implementasi program OK OCE di lapangan masih banyak menemui masalah. Menurutnya, OK OCE merupakan inisiasi yang cukup baik, namun implementasinya di lapangan yang justru menimbulkan masalah.
Gerai OK OCE Mart di Jakarta./Antara-Muhammad Adimaja
Gerai OK OCE Mart di Jakarta./Antara-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA – Program one kecamatan, one center for enterpreneurship (OK OCE) yang digagas calon wakil presiden (Cawapres) 02 Sandiaga Uno dinilai belum tepat untuk diterapkan secara nasional.

Menurut peneliti Indef, Ahmad Heri Firdaus, implementasi program OK OCE di lapangan masih banyak menemui masalah. Menurutnya, OK OCE merupakan inisiasi yang cukup baik, namun implementasinya di lapangan yang justru menimbulkan masalah.

Sejumlah permasalahan OK OCE antara lain penggunaan tehnologi oleh masyarakat yang belum sempurna. Padahal OK OCE mengandalkan teknologi dalam penerapannya.

Masalah seperti masih gapteknya para peserta. Semua calon peserta harus mendaftar via email, di tahap ini saja sudah banyak kendala. Banyak yang tidak bisa mendaftarkan diri.

Kemudian dari segi persyaratan lain, banyak yang belum bisa memenuhi. “Harusnya ada evaluasi dulu di level DKI, sebelum program ini dinaikkan ke level pusat,” ujarnya dalam pesan tertulis, Kamis (21/3/2019).

Bahkan, selama ini dalam mengembangkan ritel OK OCE, Pemprov DKI Jakarta justru meminta bantuan kepada peritel lain yang sudah mapan, seperti Alfamart, untuk membantu mengurusi program itu.

Oleh karena itu, jika ingin membangun ekonomi masyarakat, Sandiaga harus memiliki program lain yang lebih baik dan realistis, ketimbang hanya mengusung OK OCE.‎

Sandi mengklaim bahwa program OK OCE selama ini sudah berhasil menurunkan jumlah pengangguran di DKI Jakarta sebanyak 20.000 sepanjang 2018. Klaim Sandiaga itu disampaikan dalam debat Pemilu 2019 putaran ketiga, Minggu (17/3/2019).

“Di Jakarta OK-OCE sudah bisa menurunkan pengangguran sebanyak 20.000 di tahun 2018. Kami melihat hasil yang nyata dan sudah mendapat review yang positif,” tutur Sandiaga.

Berdasarkan data keadaan ketenagakerjaan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta, pada Agustus 2018 ada 314.840 orang di Ibu Kota yang menganggur. Pengangguran di DKI Jakarta mencapai 6,24% dari jumlah angkatan kerja sebanyak 5,04 juta orang.

Angka pengangguran di Jakarta pada Agustus 2018 turun dibanding Agustus 2017. Pada Agustus 2017, penganggur di DKI Jakarta mencapai 346.950 orang. Jika dihitung, ada penurunan jumlah pengangguran hingga 32.110 orang pada rentang waktu tersebut.

Berdasarkan data di situs okoce.me, jumlah peserta program OK OCE di DKI Jakarta mencapai 65.461 orang. Tidak ada keterangan mengenai kapan pembaruan terakhir data peserta OK OCE dilakukan situs resmi program buatan Sandiaga dan  Faransyah Agung Jaya itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper