Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bea Cukai China Temukan Hama Berbahaya dalam Sampel Impor Kanola Kanada

Kementerian luar negeri Cina padda Rabu (6/3/2019) mengatakan bahwa pejabat bea cukai beberapa kali menemukan "hama berbahaya" dalam sampel yang diambil dari impor kanola dari Kanada.
Tanaman kanola terhampar di  lahan milik perusahaan perkebunan Monsanto Kanada. Foto diambil 12 Februari 2018./Reuters-Shannon VanRaes
Tanaman kanola terhampar di lahan milik perusahaan perkebunan Monsanto Kanada. Foto diambil 12 Februari 2018./Reuters-Shannon VanRaes

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian luar negeri Cina padda Rabu (6/3/2019) mengatakan bahwa pejabat bea cukai beberapa kali menemukan hama berbahaya dalam sampel yang diambil dari impor kanola dari Kanada.

Pernyataan tersebut diutarakan oleh juru bicara kementerian Lu Kang dalam konferensi pers reguler setelah Reuters melaporkan bahwa China membatalkan pendaftaran perusahaan agribisnis Kanada, Richardson International Ltd, untuk mengirim kanola ke China.

"Baru-baru ini bea cukai China kerap mendeteksi hama berbahaya dalam impor kanola Kanada, dan di satu perusahaan impor masalahnya sangat serius," kata Lu kepada wartawan, seperti dikutip Reuters.

Lu mengatakan temuan ini menyebabkan bea cukai untuk sementara menangguhkan impor.

China mengandalkan Kanada untuk memasok lebih dari 90% impor kanola, yang digunakan untuk memasak dan sebagai makanan bagi hewan dan ikan. Namun Beijing sebelumnya telah memperingatkan kemungkinan pembatasan impor kanola, dengan menyebutkan kekhawatiran atas impor jamur.

Pada tahun 2016 China mencoba untuk memaksakan standar yang lebih keras pada tingkat bahan asing dalam impor kanola, yang dipandang oleh sebagian orang sebagai upaya China untuk mengurangi cadangan dalam negeri yang tinggi.

Penangguhan impor terbaru ini benar-benar "masuk akal dan sah" dan bertujuan melindungi kesehatan dan keselamatan warga negara, kata Lu.

Sementara itu, Menteri Pertanian Kanada mengatakan bahwa agen inspeksi makanan Kanada telah melakukan investigasi lebih lanjut dalam menanggapi langkah-langkah China dan belum mengidentifikasi hama atau bakteri yang ditemukan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper