Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ditanya Soal Kepemimpinan Soeharto, SBY, dan Jokowi, Wapres Kalla: Pertanyaan Paling Sulit

Wakil Presidewn Jusuf Kalla bercerita tentang era kepemimpinan Presiden Soeharto, Presiden SBY, dan Presiden Jokowi. Simak kisahnya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (kiri)/Antara
Wakil Presiden Jusuf Kalla (kiri)/Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan kata sambutan dalam acara Temu Alumni Ikatan Pendidikan dan Latihan Kepemimpinan Nasional (IKA PIMNAS) Lembaga Administrasi Negara (LAN) 2019.

Di hadapan sekitar 100 orang pejabat pemerintahan, Wapres Kalla menyampaikan pengalaman saat memimpin negara serta membagikan pendapatnya terkait dengan isu-isu politik pemerintahan terkini. Bukan itu saja, dia juga membuka sesi tanya jawab kepada pejabat eselon I dan II yang ada di ruangan tersebut.

Salah satu peserta melayangkan pertanyaan tentang sosok pemimpin yang menarik perhatian khalayak di acara tersebut, tak terkecuali JK.

"Saya hanya ingin membandingkan tiga kepemimpinan, Bapak Soeharto, Bapak SBY [Susilo Bambang Yudhoyono], dan Bapak Joko Widodo. Menurut bapak dengan kondisi kebangsaan dan global yang ada sekarang, siapa di antara tiga presiden kita yang terbaik memimpin?" ujar pejabat pria yang diikuti tepuk tangan dari puluhan peserta lainnya, Selasa (5/3/2019).

Setelah mendengar pernyataan tersebut, JK yang berada di atas panggung langsung merespons dengan santai.

"Ini pertanyaan paling sulit. Rupanya tidak memasukkan [Presiden] Gus Dur dan Megawati?" katanya.

Dia lantas menjawab pernyataan dan membagikan pendapatnya tentang sosok tiga presiden tersebut kepada peserta IKA PIMNAS LAN 2019.

Menurutnya, pemimpin negara sesuai dengan perkembangan zaman. JK menilai era kepemimpinan Pak Harto mulanya sangat demokratis. Hal ini tercermin dengan adanya partai dan Pemilu yang berjalan baik.

Namun, iklim demokratis perlahan sirna setelah munculnya kepentingan-kepentingan. Setelah itu, terjadi praktik monopoli dan nepotisme untuk memperebutkan proyek. 33 tahun era kepemimpinan Pak Harto berakhir dan menimbulkan krisis ekonomi akibat adanya monopoli dan nepotisme.

"Dalam kondisi seperti itu, Pak Harto menjadi lebih otoriter. Tetapi memang tiga pemimpin di Asean, misalnya Mahatir [Muhammad], Lee Kuan Yew, dan Marcos di Filipina hampir sama. Kita tahu mereka sangat dekat, tetapi tak sesuai dengan prinsip demokrasi yang terbuka," ungkapnya.

Lebih lanjut, JK memaparkan soal pola kepemimpinan Presiden SBY. Menurutnya, SBY sangat demokratis karena berasal dari TNI dan melaksanakan proses demokrasi. Ide-ide dwi fungsi ABRI dihilangkan jadi segala proses transisional demokrasi sangat terbuka.

Mantan Wapres SBY periode 2004-2009 tersebut mengingatkan untuk menghindari pola kepemimpinan yang otoriter dan nepotisme. Menurutnya, gaya kepemimpinan Presiden Joko Widodo sangat jauh dari dua hal tersebut.

"Pak Jokowi ini pas, karena dia apa saja masalah di kabinet selalu dirapatkan. Setahun rapat lebih dari 200 kali. Beliau selalu ingin mendapat undangan dari sekjen dan kementerian," jelasnya.

Bukti nyata Jokowi tak nepotisme, lanjutnya, terlihat dari karier anak-anak. JK mengatakan anak Jokowi tertua yaitu Gibran Rakabuming berbisnis katering, sementara putra bungsu Kaesang Pangarep justru menjual pisang goreng. Keduanya tidak ada hubungan dengan pemerintahan.

Berkaca dari pemaparan di atas, JK memiliki kesimpulan bahwa semua Presiden memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing.

"Kalau Anda bandingkan, saya ini punya [jabatan] tiga pos Presiden, Megawati Soekarnoputri, SBY, dan Jokowi. Kalau Bu Mega itu sangat kuat menjaga stabilitas. Kalau ada masalah di demo, demo saja silakan," kata JK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper