Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prabowo Tuding Menkeu Sri Mulyani Pencetak Utang, Puluhan Ribu Pegawai Kemenkeu Tersakiti

Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma'ruf Amin mengomentari pernyataan calon Presiden Nomor urut 02 Prabowo Subianto yang menyebut soal Menteri Keuangan Sri Mulyani adalah menteri pencetak utang.
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto tiba untuk mengikuti debat pertama Pilpres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019)./ANTARA-Aprillio Akbar
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto tiba untuk mengikuti debat pertama Pilpres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019)./ANTARA-Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA - Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma'ruf Amin mengomentari pernyataan calon Presiden Nomor urut 02 Prabowo Subianto yang menyebut soal Menteri Keuangan Sri Mulyani adalah menteri pencetak utang.

Wakil Ketua TKN Jokowi - Ma'ruf, Abdul Kadir Karding, mengatakan, ucapan Prabowo bukan saja melukai seorang menteri keuangan. Tapi juga menyakiti puluhan ribu pegawai kementerian keuangan dan keluarganya di seluruh Indonesia.

"Ucapan Prabowo bisa dikategorikan sebagai bentuk penghinaan terhadap lembaga negara. Sebab, Kementerian Keuangan sebagai institusi pemerintah merupakan nomenklatur yang dilindungi oleh undang-undang," ujar Karding lewat keterangannya pada Senin (28/1/2019).

Selain itu, kata Karding, ucapan Prabowo juga menunjukkan bahwa Ketua Umum Partai Gerindra itu tidak memahami perkara ekonomi.

"Utang dalam sebuah negara merupakan hal yang lazim. Indonesia sudah berutang sejak 1946. Negara mana di dunia yang tidak utang? Yang terpenting bukan soal berutang atau tidak tapi untuk apa berutang," ujar Karding.

Selama ini, menurut Karding, utang pemerintah selama ini ditujukan untuk hal-hal yang bersifat produktif. Mulai dari belanja pegawai hingga pembangun infrastruktur di berbagai daerah. Infrastruktur ini dianggap penting untuk menggerakkan roda ekonomi dari pusat ke daerah dan sebaliknya. Sehingga ketimpangan ekonomi bisa diperkecil dan kesejahteraan bida diratakan

"Pak Prabowo sebaiknya berhenti memprovokasi rakyat dengan ucapan yang agresif. Jangan hanya karena ingin merebut kekuasaan rakyat kemudian dicekoki kebencian. Sebab yang akan rugi adalah seluruh bangsa ini," tambah Karding.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : JIBI
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper