Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ILUNI UI Dorong Capres Adu Gagasan dan Program Yang Baik

Pengurus Pusat Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) mendorong semua pasangan calon presiden (Capres) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 menampilkan program dan gagasan-gagasan yang baik untuk kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat Indonesia selama lima tahun ke depan.

Bisnis.com, JAKARTA - Pengurus Pusat Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) mendorong semua pasangan calon presiden (Capres) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 menampilkan program dan gagasan-gagasan yang baik untuk kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat Indonesia selama lima tahun ke depan.

Program dan gagasan yang baik tersebut dapat disampaikan lewat debat terbuka masing-masing pasangan Capres maupun lewat anggota tim kampanyenya. Pasangan Capres maupun Tim Kampanye dapat mengkritisi program dan gagasan yang disampaikan Capres lainnya.

Sebagai salah satu organisasi yang menjadi wadah alumni perguruan tinggi, ILUNI UI selama tiga bulan ke depan akan menjadi fasilitator bagi Capres maupun tim kampanye atau tim suksesnya untuk menyampaikan gagasan-gagasan dan program-program andalannya kepada masyarakat lewat “Seri Diskusi Pilpres Berkualitas”.

Diskusi bertujuan agar Pesta Demokrasi 2019 menjadi ajang adu gagasan yang subtantif tentang berbagai tantangan strategis bangsa. Seri Diskusi Pilpres berkualitas ini, selain dihadiri pengurus ILUNI UI juga anggota masyarakat umum secara terbatas dan perwakilan anggota tim kampanye masing-masing Capres.

Hal tersebut disampaikan salah seorang Ketua ILUNI UI Tommy Suryatama, disela sela acara diskusi perdana dari rangkaian diskusi yang diselenggarakan ILUNI UI menjelang Pilpres. Acara diskusi diadakan di ruang rapat rektorat UI Salemba Jakarta, kemarin. Hadir dalam acara tersebut Ketua Policy Centre ILUNI UI yang juga Direktur Program Indef Berli Martawardaya dan sekretaris Jenderal ILUNI UI Andre Rahadian.

“Dalam tiga bulan ke depan, ILUNI UI akan secara rutin setiap minggu menyelenggarakan diskusi membahas topik-topik strategis dengan mengundang para pakar, praktisi, tokoh masyarakat serta tim sukses kedua Capres. Harapannya, ILUNI UI menjadi pemantik demokrasi yang aktip tapi guyub dengan adu gagasan dan tawaran solusi sehingga bangsa Indonesia naik kelas setelah pemilu 2019 selesai,” papar Tommy Suryatama seperti dikutip dari siaran persnya.

Dijelaskan Tomy Suryatama, topik yang diambil pada diskusi perdana dari rangkaian Diskusi Pilpres Berkualitas 2019 adalah “Tantangan Paris Climate Accord dan UN Climate Conference 24 pada Model Pembangunan Indonesia.” Dalam diskusi pedana tersebut, ILUNI UI bekerjasama dengan Perhimpunan Cendekiawan Lingkungan Indonesia (Perwaku) yang memiliki kompetensi kuat dan pengalaman panjang di bidang lingkungan.

Regional Climate and Energy Campaign Coordinator Greenpeace Tata Mutasya, mengatakan pemerintah dan Pemimpin negara ke depan perlu menyoroti sektor kehutanan dan energi sebagai penyumbang emisi terbesar di Indonesia dan tantangan besar Indonesia dalam menerapkan kesepakatan Paris. Pemerintah perlu akselerasi Energi Baru dan Terbarukan dan mewujudkan demokratisasi energi guna menurunkan emisi secara signifikan.

Sepakat dengan Tata Mutasya, peneliti RCCC UI Sonny Mumbunan menyatakan bahwa komitmen untuk mempertahankan peningkatan suhu bumi tidak melebihi 2o C sesuai Kesepakatan Paris, akan mencegah tingkat kematian prematur warga Jakarta sebesar 1,6 juta penduduk pada kurun waktu 2020-2100. Sonny juga menekankan, bahwa studi ilmiah menemukan bila suhu meningkat melebihi 2o C maka pertumbuhan ekonomi akan terpotong 1%.

Menanggapi hal tersebut, Dirjen Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Ruandha Agung Sugardiman, menyampaikan, Pemerintah telah memiliki cetak biru National Determmined Contribution (NDC) yang tertuang dalam Bab 8 Rancangan Teknokrat Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024 tentang Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan Ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim. Sebagai upaya mengurangi emisi sektor kehutanan yang menjadi kontributor terbesar (17%).

“KLHK fokus pada lima upaya: mengurangi deforestasi, mengurangi degradasi hutan, optimalisasi peran konservasi, pengelolaan hutan lestari dan peningkatan cadangan karbon hutan,” papar Ruandha Agung Sugardiman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper