Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KPU Ditantang Gelar Debat Pilpres 2019 di Kampus

Komisi Pemilihan Umum didorong untuk menyelenggarakan debat Pemilihan Presiden 2019 di kampus-kampus terpilih di Tanah Air, sehingga kalangan akademisi dapat memperoleh gambaran yang cukup dari kandidat Presiden dan Wakil Presiden mengenai apa yang akan dilakukannya dalam 5 tahun ke depan
Ilustrasi Debat Pertama, Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Pemilu 2019./Istimewa
Ilustrasi Debat Pertama, Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Pemilu 2019./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum didorong untuk menyelenggarakan debat Pemilihan Presiden 2019 di kampus-kampus terpilih di Tanah Air, sehingga kalangan akademisi dapat memperoleh gambaran yang cukup dari kandidat Presiden dan Wakil Presiden mengenai apa yang akan dilakukannya dalam 5 tahun ke depan.

Filsuf Politik Rocky Gerung sempat menantang Komisioner KPU Wahyu Setiawan dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) TV One bertema "Debat Pilpres 2019; Menguji Netralitas KPU" pada Selasa malam (08/01/2019), untuk mengambil inisiatif melaksanakan Debat Pilpres di kampus-kampus.

"Coba KPU bekerjasama dengan kampus membuat Debat Pilpres 2019, biar kalangan kampus menguji para kandidat Capres-Cawapres. KPU harusnya mendorong itu, kan itu sifatnya teknis dan KPU memiliki otoritas melakukan hal tersebut. KPU buka saja pendaftaran, kampus-kampus mana yang mau mengundang Capres-Cawapres masuk ke kampus. KPU jangan kaku dengan aturan teknis," kata Rocky Gerung.

Ihwal Debat Pilpres di kampus itu, mendapat tanggapan dari berbagai pihak. Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Dr.Fithra Faisal Hastiadi berpendapat kalangan akademisi memiliki hak untuk mendapat gambaran mengenai visi dan misi dari para kandidat dalam membawa Indonesia lima tahun mendatang.

Menurut Fithra, kalangan akademisi menjadi khawatir menghadiri pertemuan yang diselenggarakan oleh kubu pasangan calon lantaran takut dicap mendukung pasangan calon yang menjadi tuan rumah acara.

Padahal, akademisi tetap menjaga netralitas dan sebatas hanya memberikan pandangan dan komentar atas visi dan misi para kandidat.

"Kan hanya mengomentari yang baik-baik dan kalau ada yang perlu dikritisi, akan kita kasih pandangan dan solusi. Yang penting kan tidak memihak," ujarnya kepada Bisnis di sela-sela acara Outlook Ekonomi Indonesia 2019 bertemakan "Menuju Ekonomi Indonesia yang Adil dan Makmur" di Media Center Prabowo-Sandi di Jalan Sriwijaya 1, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (09/01/2019).

Untuk mensiasati aturan yang melarang para kandidat berkampanye di kampus, Fithra menilai pihak kampus dimungkinkan menyelenggarakan debat di luar kampus dengan mengundang 2 pasangan calon yakni Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno.

"Pihak penyelenggaranya bisa Forum Rektor atau Forum Guru Besar. Apakah kedua pasangan calon bisa datang atau hanya salah satu pasangan calon, ya tidak masalah. Yang penting dua-duanya diundang karena debat ini bukan agenda resmi KPU," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yusran Yunus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper