Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsep Sinergi Ekonomi: Ma'ruf Amin Perkenalkan Gagasan Arus Baru Indonesia

Calon Wakil Presiden nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin memaparkan gagasan tentang Arus Baru Indonesia dalam acara peluncuran website Master C19 (Champion 2019) Portal KMA, Selasa (8/1/2019).
KH Ma'ruf Amin menyampaikan pidato pada acara peluncuran portal relawan Master C19 (Champion 2019) KMA, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Aziz Rahardyan
KH Ma'ruf Amin menyampaikan pidato pada acara peluncuran portal relawan Master C19 (Champion 2019) KMA, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Aziz Rahardyan

Bisnis.com, JAKARTA — Calon Wakil Presiden nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin memaparkan gagasan tentang Arus Baru Indonesia dalam acara peluncuran website Master C19 (Champion 2019) Portal KMA, Selasa (8/1/2019).

Kiai kelahiran Tangerang, 11 Maret 1943 ini duduk bersandar di atas panggung yang digelar di Jalan Cirebon 19, Menteng, Jakarta Pusat. Dengan semangat ia menceritakan gagasannya tentang Arus Baru Ekonomi Indonesia.

Walaupun Ma'ruf lebih menekankan pidatonya terkait bidang ekonomi, sebelumnya dijelaskan terdapat sembilan pilar Arus Baru Indonesia yang akan melengkapi Nawacita pembangunan bangsa, yaitu Arus Baru Kesatuan Bangsa, Arus Baru Ulama, Arus Baru Remaja Masjid dan Santri, Arus Baru Pengusaha, Arus Baru Milenial, Arus Baru Kependidikan, Arus Baru Buruh, Tani, dan Nelayan, Arus Baru Kebudayaan, serta Arus Baru Ekonomi itu sendiri.

Salah satu konsep gagasan yang coba diberikan Ma'ruf yaitu sinergi ekonomi dengan pemberdayaan ekonomi umat, yaitu dengan tidak hanya mengandalkan kegiatan ekonomi konglomerasi untuk memberikan efek terhadap kegiatan ekonomi lingkup lebih kecil di bawahnya (Trickle-Down Effects). 

"Kenapa namanya Arus Baru? Karena arus lama itu pembangunannya dilakukan dari atas, melahirkan konglomerasi. Konglomerat maksudnya supaya [kegiatan ekonomi] netes ke bawah, Trickle-Down Effects, ternyata tidak netes-netes ke bawah. Akhirnya yang atas makin kuat yang bawah makin reot," ungkap ulama yang akrab disapa Abah ini.

Abah mencontohkan salah satunya yaitu pengolahan bijih cokelat dan bijih kopi yang dijual dengan harga murah oleh Indonesia, tetapi kemudian diolah di luar negeri dan dijual kembali di Indonesia dengan selisih harga yang disebut nilai tambah.

"Oleh karena itu, ke depan kita upayakan agar nilai tambah itu tidak hanya diperoleh, dimiliki oleh orang lain, tetapi dimiliki oleh rakyat kita sendiri. Ini adalah arus baru yang kita bangun," jelas Ma'ruf.

Meneruskan Milestone Era Jokowi-JK

Kiai yang pernah menjadi Rais Aam PBNU dan Ketua MUI ini memaparkan sebetulnya era Jokowi-Jusuf Kalla telah membangun milestone atau batu loncatan terkait Arus Baru Ekonomi yang ia gagas.

Beberapa contohnya, yaitu membangun landasan sarana-prasarana infrastruktur, pendidikan, kesejahteraan sosial, kesehatan keluarga, dan usaha membangun ekonomi kreatif. Sehingga konsep Arus Baru yang digagasnya akan menjadi proses memaksimalkan landasan yang telah dibangun (maximize utility).

"Milestone tanpa maximize utility dia akan mangkrak, tidak mempunyai nilai apa-apa. Tetapi maksimalisasi utilitas tanpa ada milestone, maka dia merupakan bangunan saja, tidak ada jalannya, tidak ada batu lompatannya sehingga dia merupakan angan-angan saja," papar Ma'ruf.

"Karena itu, sempurna lah ketika dua hal itu menjadi satu 2014-2019 peletakan milestone-nya, 2019-2020 yaitu membangun maximize utility. Dengan demikian maka 2024 kita harapkan sudah bisa tinggal landas menuju Indonesia maju, Indonesia berkeadilan, Indonesia sejahtera, Indonesia mandiri, dan terlaksananya sila ke-5 Pancasila, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia," tutup Ma'ruf.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper