Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bawaslu Imbau Debat Pilpres Gunakan Bahasa Yang Mudah Dicerna Masyarakat

Badan Pengawas Pemilu meminta peserta pemilihan presiden menggunakan bahasa yang mudah dicerna masyarakat di setiap debat calon presiden dan calon wakil presiden berlangsung.
Pasangan calon Presiden Joko Widodo-Maruf Amin (kanan) dan pasangan capres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memperlihatkan hasil pengambilan undian nomor urut untuk Pilpres 2019, di kantor Komisi Pemilihan Umum, Jakarta, Jumat (21/9/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Pasangan calon Presiden Joko Widodo-Maruf Amin (kanan) dan pasangan capres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memperlihatkan hasil pengambilan undian nomor urut untuk Pilpres 2019, di kantor Komisi Pemilihan Umum, Jakarta, Jumat (21/9/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pengawas Pemilu meminta peserta pemilihan presiden menggunakan bahasa yang mudah dicerna masyarakat di setiap debat calon presiden dan calon wakil presiden berlangsung.

Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Rahmat Bagja mengatakan bahwa bahasa yang baik dimaksudkan agar memudahkan publik memahami apa yang disampaikan peserta debat. Hal ini karena fungsi acara tersebut untuk mendengar secara jelas dan langsung program calon selama lima tahun ke depan.

“Kita harapakan capres cawapres bisa berbicara sesuai kapasitasnya. Jadi ada bahasa-bahasa yang disederhanakan. Tidak menggunakan bahasa yang agak jarang di masyarakat,” katanya di Gedung Bawaslu, Rabu (2/1/2019). 

Bagja menjelaskan bahwa debat pertama yang membahas mengenai hukum, hak asasi manusia (HAM), terorisme, dan korupsi ini bisa disampaikan dan dimengerti setiap lapisan.

Yang paling penting tambahnya setiap kalimat yang terucap tidak keluar dari kaidah bahasa Indonesia dan peserta tidak banyak menggunakan bahasa gaul. “Jangan terlalu banyak bahasa simbol. Saatnya menerjemahkan visi-misi dan program kerja, jadi bukan hanya citra diri,” ucapnya.

Sementara itu Bagja mengingatkan peserta pilpres tidak memfitnah dan menghina dalam debat. Istilah-istilah yang mengandung candaan boleh, akan tetapi tidak mengarah pada penghinaan. “Diusahakan terstruktur. Jadi untuk yang nyeplos aneh-aneh tidak usah. SARA jelas tidak boleh,” ujarnya.

Acara debat capres dan cawapres akan dilaksanakan sebanyak 5 kali pada 17 januari, 17 februari, 17 maret, 30 maret dan terakhir bakal ditentukan setelah evaluasi debat bertama.

Debat pertama berlangsung untuk capres dan cawapres dengan pengelompokan tema hukum, HAM, korupsi, dan terorisme.

Khusus debat kedua dilaksanakan untuk antarcapres yang mengambil gambaran isu energi dan pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta infrastruktur. Pada debat ketiga akan adu menyuguhkan gagasan cawapres. Pembahasan tema yang jadi penyampaian visi misi adalah pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, serta sosial dan kebudayaan.

Debat keempat kembali menampilkan capres. Di sini masing-masing calon akan menyampaikan program soal ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan, serta hubungan internasional. Terakhir, isu yang dibahas soal ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan dan investasi, perdagangan dan industri. Sesi terakhir sebelum pemungutan suara ini akan menyajikan semua peserta pasangan calon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper