TOKYO: Presiden Bank Pembangungan Asia (ADB) Haruhiko Kuroda, yang berasal dari Jepang, mendukung stimulus moneter yang lebih besar dari Bank of Japan (BoJ) untuk tahun ini.
Menurut salah satu kandidat potensial untuk menggantikan Masaaki Shirakawa sebagai gubernur BoJ itu, tambahan stimulus moneter untuk 2013 perlu ditambah untuk mencapai target inflasi sebesar 2%.
Dia memprediksi dalam kondisi global yang normal, BoJ memerlukan 2 tahun untuk mencapai target tersebut. Kuroda menegaskan tanggapannya itu diberikan dalam kapasitas dia sebagai ekonom dan presiden ADB, bukan sebagai kandidat gubernur BoJ.
Koran Sankei (9/2) melansir nama-nama kandidat pemimpin bank sentral Jepang itu akan diumumkan pemerintah menjelang kunjungan Perdana Menteri Shinzo Abe ke Amerika Serikat (AS) pada 21-22 Februari 2013.
Pernyataan yang disampaikan Kuroda pada Senin (11/2) di Tokyo itu memungkinakn BoJ untuk mengambil langkah-langkah yang lebih agresif untuk mengakhiri deflasi jika Abe memercayakan kursi gubernur bank sentral Jepang kepadanya.
Para kandidat gubernur dan deputi bank sentral, yang diajukan Abe akan disetujui terlebih dahulu oleh parlemen. Pada bulan lalu, BoJ telah mengumumkan baru akan memulai belanja aset tanpa batasnya pada Januari 2014 untuk mencapai target inflasi 2% yang baru ditetapkan.
Saat itu, BoJ memprediksi bahwa target inflasi itu tidak akan tercapai dalam 2 tahun. Perekonomian Jepang yang kembali anjlok pada kuartal III/2012, telah mengalami deflasi dalam 15 tahun terakhir.
Kuroda mengatakan deflasi telah menambah beban utang negara dan menyebabkan perusahaan-perusahaan dan masyarakat mengurangi belanja. “Penurunan harga konsumen harus diberantas,” kata mantan wakil menteri keuangan untuk urusan internasional itu. (Bloomberg/ara/arh)