Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Utilisasi industri baja terancam produk impor

BADUNG, Bali: Kapasitas terpasang industri baja nasional terancam produk impor. Pemerintah diminta untuk mengamankan pasar domestik dari serbuan produk impor guna meningkatkan utilisasi industri baja di Tanah Air.Ketua Umum Asosiasi Industri Besi dan

BADUNG, Bali: Kapasitas terpasang industri baja nasional terancam produk impor. Pemerintah diminta untuk mengamankan pasar domestik dari serbuan produk impor guna meningkatkan utilisasi industri baja di Tanah Air.Ketua Umum Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia Fazwar Bujang mengatakan utilisasi industri baja saat ini hanya 40%-60% tergantung sektornya. Di sisi lain, permintaan baja terus meningkat seiring dengan pertumbuhan infrastruktur di Tanah Air. Fazwar memerkirakan pertumbuhan permintaan baja pada tahun depan sebesar 8%-10%.“Hanya masalahnya dari 8% itu, berapa yang bisa diraih oleh perusahaan dalam negeri. Utilisasi perusahaan domestik tergerus oleh produk impor,” ujarnya di sela-sela Asean Business & Investment Summit (ABIS) 2011, hari ini.Fazwar mencontohkan kapasitas terpasang sektor pipa baja. Saat ini, utilisasi sektor itu hanya sekitar 40%. Sebanyak 60%-nya merupakan produk impor. Kondisi ini dinilai cukup mengkhawatirkan sebab Indonesia telah memproduksi barang sejenis. Hal serupa juga terjadi pada industri paku.“Pemerintah harus menyadari kondisi ini. Jangan sampai pasar kita yang besar ini dimanfaatkan oleh negara lain.”Ketika ditanya dampak krisis Eropa dan Amerika Serikat terhadap pertumbuhan permintaan baja saat ini, Fazwar mengakui sulit untuk menilai pasar global dalam kondisi ketidakpastian. Namun dia memerkirakan melemahnya pasar Eropa dan Amerika akan berdampak tidak langsung pada melonjaknya impor baja di Tanah Air.Hal itu disebabkan oleh negara-negara pengekspor baja  yang kehilangan pasar di wilayah itu akan menjadikan Indonesia sebagai tempat pembuangan produk ekspornya. “Pemerintah harus antisipasi ini. Jangan sampai industri kita terpukul.”Tetap tumbuhMeski begitu, dia tetap optimistis pasar baja akan terus tumbuh mengingat tingginya pembangunan infrastruktur saat ini.Dia juga mengharapkan pemerintah dapat mendorong investasi di bidang infrastruktur dengan mengajak investor swasta. Melalui investasi di bidang ini, permintaan baja juga akan terdongkrak. Namun dia mengingatkan upaya mendorong infrastruktur di Tanah Air juga harus sejalan dengan pemberian insentif di dalam negeri.“Insentif tidak selalu dalam bentuk fiskal. Insentif bisa juga melalui upaya mempercepat proses perizinan di daerah pasalnya perizinan di daerah saat ini tidak secepat yang diharapkan investor.”Fazwar optimistis tumbuhnya permintaan baja di Tanah Air juga akan mendongkrak peningkatan investasi dari negara lain. Dari sejumlah negara di wilayah Asean, menurut Fazwar, Indonesia adalah salah satu negara yang dianggap memiliki pasar yang menjanjikan.“Itu sudah pasti. Mereka juga punya keterbatasan dalam menambah kapasitas. Arus investasi akan lari ke kita. Lihat saja di India, sudah tujuh tahun tetapi investasi tidak jalan-jalan.”  (faa) 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tusrisep
Editor : Dara Aziliya

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper