Badan Pusat Statistik India menyatakan produksi dari sektor industri, kegunaan, dan tambang meningkat 5,6% sejak awal tahun, mengikuti perbaikan laba 5,8% pada bulan sebelumnya. Berdasarkan 27 estimasi yang dikumpulkan Bloomberg, diperkirakan kenaikan mencapai 8,5%.
India dan China, negara dengan perekonomian tercepat di dunia, telah menetapkan kebijakan pengetatan moneter untuk mengendalikan inflasi. Harga-harga di India kemungkinan besar meningkat setelah pemerintah untuk pertama kalinya menaikkan harga bahan bakar minyak jenis diesel pada Juni lalu. Menteri Keuangan Pranab Mukherjee telah memberikan sinyal kenaikan diesel ini pada pekan lalu.
Meskipun pertumbuhan melambat, tingginya inflasi tidak akan membuat Bank Sentral akan melonggarkan kebijakan moneter. Pembatasan inflasi merupakan kebijakan utama dan menjadi prioritas, ujar Sonal Varma, ekonom dari Nomura Holding Inc, hari ini.
Varma mengharapkan Bank Sentral India dapat menaikan repurchase rate per kuartal, sebesar 7,75% pada 26 Juli.
Departemen Perdagangan India menginformasikan inflasi di harga grosir India terakselerasikan 9,06% pada Mei, dari sebelumnya sebesar 8,66%.
Perdana Menteri India Manmohan Singh menyatakan pada 24 Juni lalu membiarkan perusahaan minyak dan gas negara, termasuk Indian Oil Corp. untuk menaikkan harga diesel sebesar US$7 sen atau 3 rupee per liter. Sementara kenaikan harga untuk minyak tanah ditetapkan sebesar 2 rupees per liter, dan gas masak sebesar 50 rupee untuk tabung seberat 14,2 kilogram.(api)