Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jakarta Dikepung PLTU, Ceruk Investasi Hijau Masih Dalam

Peluang investasi hijau di DKI Jakarta masih sangat besar usai tak menyandang status Ibu Kota Negara karena masih dikepung banyak PLTU
Jakarta Dikepung PLTU, Ceruk Investasi Hijau Masih Dalam. Suasana gedung bertingkat dan perumahan padat penduduk di Jakarta, Rabu (31/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Jakarta Dikepung PLTU, Ceruk Investasi Hijau Masih Dalam. Suasana gedung bertingkat dan perumahan padat penduduk di Jakarta, Rabu (31/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Investasi hijau dinilai menjadi salah satu daya tarik para investor pasca-Jakarta tidak lagi menyandang status ibu kota. Pasalnya, saat ini banyak energi terbarukan yang bisa dimanfaatkan Jakarta ketika nanti bertransisi menjadi kota global.

Executive Director Cellios Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan bahwa investasi hijau di Jakarta berpotensi menarik karena kota ini masih dikepung beberapa pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Keberadaan PLTU ini disebut menjadi salah satu biang kerok polusi udara yang terjadi saat ini.

"Sehingga yang bisa dimasuki investor adalah transisi energi untuk menyuplai Jakarta sendiri dan sekitarnya itu dengan energi yang bersih," ujar Bhima usai menghadiri FGD hasil survei yang diselenggarakan di Wisma Bisnis Indonesia, Rabu (9/8/2023).

Energi bersih yang dimaksud tersebut adalah pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) apung, solar panel yang dipasangkan di setiap perumahan dan gedung-gedung perkantoran di Jakarta.

Energi terbarukan lainnya yang bisa diinvestasikan di Jakarta adalah sampah. Hal ini seiring dengan jumlah sampah Jakarta yang cukup besar dan harus dikelola menjadi energi baru. 

“Ini harus dikelola bukan hanya untuk menurunkan volume sampah di tempat pembuangan akhir, tapi juga mengelola menjadi energi, nah ini juga bisa dijajaki antara Pemprov DKI dengan calon investor nantinya,” jelasnya. 

Menurutnya, energi yang diolah dari sampah tersebut nantinya tidak akan menjadi penyumbang polusi baru bagi udara Jakarta.

Selain itu, investor juga bisa berinvestasi hijau pada sektor transportasi publik. Seperti diketahui, Pemprov DKI saat ini tengah bertransisi menggunakan kendaraan listrik. Saat ini, beberapa unit bus Transjakarta sudah diganti dengan bus listrik.

“Transportasi publik masih banyak investasi baru yang dibutuhkan,” jelasnya.

Berdasarkan berita Bisnis pada Selasa (16/7/2019), data Walhi dan Greenpeace menunjukkan setidaknya terdapat 10 PLTU batu bara di DKI Jakarta:

  1. PLTU Lestari Banten Energi berkapasitas 670 MW
  2. PLTU Suralaya unit 1-7 berkapasitas 3.400 MW
  3. PLTU Suralaya unit 8 berkapasitas 625 MW
  4. PLTU Labuan unit 1-2 berkapasitas 600 MW
  5. PLTU Merak Power Station unit 1-2 berkapasitas 120 MW
  6. PLTU Lontar unit 1-3 berkapasitas 945 MW
  7. PLTU Lontar Exp. berkapasitas 315 MW
  8. PLTU Babelan unit 1-2 berkapasitas 280 MW
  9. PLTU Pindo Deli dan Paper Mill II berkapasitas 50 MW
  10. PLTU Pelabuhan Ratu unit 1-3 berkapasitas 1.050 MW

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper